Tamu
T A M U
Karya Hendry Nursal
Pemeran:
Akbar : Usia 40 tahun, Berwibawa dan
Pekerja Kantoran
Istri Akbar: Usia 35 tahun, Ibu Rumah
Tangga dan Sosialita
Putra : Usia 22 tahun, Anak Lelaki Akbar
Putri: Usia 15 tahun, Anak Perempuan Akbar
Tetangga, Pak RT, Teman Putra dan Tamu
PERTENGKARAN AKBAR DAN ISTRI, RUANGAN
TERLIHAT GELAP KARENA PADAMNYA LISTRIK HANYA BERCAHAYA SENTER DARI TELEPON
GENGGAM. SUAMI ISTRI ITU SALING MENYALAHKAN ATAS KESIBUKAN MASING-MASING.
SEHINGGA DUA BUAH HATI MEREKA TIDAK DIPERHATIKAN DENGAN BAIK, LEBIH BANYAK DI
LUAR RUMAH
Akbar : Dimana anak-anak,
kenapa belum pulang? Ini sudah jam 7 malam
Istri : Biasa sedang
bersama teman-temannya, di aktivitas masing-masing
Akbar : Aku bertanya mereka
dimana?
Istri : (Diam saja)
Akbar : Dimana?
Istri : Tadi sudah aku
jawab
Akbar : Dimana?
Istri : Apanya yang
dimana?
Akbar : Otak kamu, (semakin
marah) kamu saja tidak mengetahui anak-anak dimana. Jangan dibiarkan begitu
saja mereka. Kamu terlalu sibuk sendiri bersama teman-teman mu nongkrong,
kesibukan di luar kewajiban kamu.
Istri : Kecilkan suara
kamu, di dengar tetangga
Akbar : Mana mungkin
terdengar
Istri : Tetangga depan,
kamarnya di lantai dua, suara kita bisa terdengar jelas jika kamu bicaranya
berteriak seperti itu
LISTRIK MENYALA TETAPI PERTENGKARAN MEREKA
TIDAK MEREDA, TERLIHAT RUANG TAMU SEDERHANA
FADE IN
Istri : Lantas apa
bedanya dengan kamu! Kamu sibuk saja kerja, kerja, kerja, acuh tak acuh tumbuh
kembangnya anak-anak
Akbar : Aku kerja juga untuk
kalian
Istri : 24 jam sehari,
7 hari sepekan? Tanpa ada kata jeda. Memangnya kamu robot? Mustahil tidak ada
satu hari pun bisa bersama anak-anak. Kamu pergi kerja jam 8 pagi, pulang jam
11 malam lalu tidur hingga 7 pagi kemudian bangun pergi kerja.
Akbar : tidak, ini aku sudah
pulang
Istri : ya karena kamu
kebetulan lewat dan ketinggalan kabel charge telepon, lalu sedikit lama karena
listriknya padam. Kamu akan pergi kerja lagi bukan?
Akbar : Lalu aku?
Istri : ya harus!
bagaimana
Akbar : bagaimana apanya?
Istri : Otak kamu!
Akbar : Kamu…(Telepon
berdering) Iya siap, baik bapak, saya akan kerjakan seperti yang bapak tugaskan
tadi siang. Iya bapak, saya sedang di rumah tadi kebetulan lewat karena saya
ketinggalan kabel charge telepon. Iya bapak, siap (kepada Istri dengan sura
keras) Apa kata kamu tadi? Berani kamu kasar dengan suami
Tetangga : Hey…kalian bisa tidak
suaranya jangan keras-keras
Akbar : (menuju ke jendela)
Apa salahnya, ini rumah saya! Kami sedang berbicara juga di dalam rumah
Istri : (Melihat
telepon pintar miliknya)
Tetangga : Iya saya paham, tapi suara
kalian sampai kesini. Kalian tegaskan itu sama suara supaya jangan keluar
Akbar : Kamu…(telepon
berdering) Iya benar saya Akbar
Tetangga : (menjawab telepon) hallo
sayang
Akbar : Oh ya ya, apa kabar
kamu?
Tetangga : Baik kok sayang, nanti
malam kita jalan ya
Akbar : Saya sedang di
rumah, mungkin satu jam lagi menuju kesana
Tetangga : Kita berjumpa di tempat
biasa ya sayang
Istri : (tertawa
melihat yang ada di telepon pintar miliknya)
Akbar : Nanti saya telepon
kalau andaikan sampai lebih dulu. Oh bukan-bukan saya, itu istri saya
Tetangga : Biasalah sayang, itu suara
tetangga. Suaranya besar mungkin suka makan Toa (tertawa)
Istri : (tertawa lebih
besar dan terpingkal-pingkal)
Akbar : Eh kamu tidak
melihat saya sedang menjawab telepon, suara tertawa kamu mengganggu
Tetangga : Suka-suka saya, saya
sedang duduk di kamar saya, sedang berbicara di telepon bersama pacar saya.
Kenapa kamu yang berisik!
Akbar : Saya sedang bicara
dengan Istri saya (kembali ke telepon) maaf-maaf bapak, ini tetangga saya
sedikit aneh
Tetangga : Bukan kamu sayang, ini
tetangga ku super aneh
Akbar : Baik pak, terima
kasih
Tetangga : Oke sayang
Akbar : (kepada tetangga)
kamu jangan ikut campur urusan orang lain!
Tetangga : Kamu yang duluan
mengganggu ketenangan saya (sembari menutup gorden)
Istri : (tertawa)
makanya kecilkan itu suara
Akbar : Kamu juga ikut
menyalahkan saya, saya…(telepon berdering) Iya baiklah, siap, baik-baik, oke
tentu sesuai keinginan bapak, baik-baik…
AKBAR MASIH TERUS BERBICARA DI TELEPON.
ISTRINYA MENYAMBUT KEDATANGAN PAK RT
Pak RT : Assalamualaikum,
permisi
Istri : (mendengar ada
yang mengucapkan salam) Waalaikumsalam, Eh pak RT. Mari pak masuk dulu
Pak RT : Maaf ibu, saya cuma
sebentar saja ingin menyampaikan pesan ke Pak Akbar, pak Akbarnya ada?
Istri : Ada pak, sedang
menjawab telepon. Masuk dulu pak RT
Pak RT : Saya tidak bisa lama,
dan ini penting untuk Pak Akbar
Istri : Oh begitu,
sebentar ya pak RT (menuju Akbar dan menyentuh pundaknya)
Akbar : (menoleh namun masih
terus berbicara di telepon)
Istri : Ada pak RT
(tanpa suara hanya gerak mulut)
Akbar : (dengan gerakan
tangan, menyatakan sebentar)
Istri : (menunggu
sesaat, lalu kembali menyentuh pundak Akbar) pak RT buru-buru, dan ada hal
penting (tanpa suara hanya gerak mulut)
Akbar : (menjawab dengan
ekspresi wajah)
Pak RT : (melihat jam tangan,
terus pergi meninggalkan rumah Akbar)
Istri : (kesal karena
pak RT menunggu terlalu lama, lalu memukul pundak Akbar)
Akbar : Kamu mengganggu saja
(bersuara keras), Hallo pak, hallo (telepon terputus) gara-gara kamu, bisa
berantakan program yang sedang aku ajukan
Istri : Pak RT ingin
menyampaikan hal penting ke kamu, dia sudah menunggu lama
Akbar : (menuju pintu) mana
Pak RT? Kamu menipu saya
Istri : Kamu terlalu
lama, dia sudah pergi
Akbar : Bikin pusing saja
Istri : terserah!
(sembari masuk ke kamar)
AKBAR KEMBALI MENELPON, TAK LAMA KEMUDIAN
DATANG TEMAN PUTRA
Akbar : hallo bapak, maaf
bapak. Tadi saya dikejutkan istri, kata-kata tadi bukan ditujukan pada bapak.
Mohon maaf bapak, sampai dimana tadi pembicaraan kita pak?…oh begitu baik pak.
Teman : Permisi, selamat malam
Akbar : (menuju pintu) iya,
maaf siapa ya?
Teman : Saya temannya Putra,
apakah putranya ada pak?
Akbar : (telepon berdering)
Iya saya Akbar, Oh ibu apa kabarnya, lama sekali kita tidak berkomunikasi. Iya
ibu, saya saat ini sedang mengajukan proposal untuk mengerjakan satu proyek.
Baik ibu, nanti kita atur waktu yang tepat. Siap terima kasih ibu (kepada teman
putra) kamu mencari siapa tadi?
Teman : Putranya ada pak?
Akbar : (Telepon berdering)
Hallo, maaf saya Akbar bukan Joni. Saya Akbar, saya tidak sedang bercanda, saya
bukan Joni. Hallo…hallo (menggerutu) dasar tidak sopan, dia yang salah sambung,
dia yang marah-marah (kepada teman putra) maaf kamu siapa tadi?
Teman : Saya temannya putra,
saya…
Akbar : (telepon berdering)
Iya saya Akbar, betul.
Teman : Saya temannya putra
Akbar : Ingin bicara dengan
siapa?
Teman : Putranya ada pak?
Akbar : Oh dia sedang
keluar, apakah ada pesan?
Teman : Saya pulang saja,
nanti saya kembali lagi (meninggalkan Akbar)
Akbar : Baik, Nanti kalau
sudah pulang saya sampaikan kepadanya, baik terima kasih (melihat-lihat) Nah,
kemana anak tadi, dasar tidak sopan dengan orang tua, langsung pergi saja tanpa
mengucapkan pamit.
AKBAR MENUJU RUANG TAMU DAN MEMANGGIL ISTRI
Akbar : Ibu, tolong bikin
saya segelas kopi
Istri : Iya
Akbar : tolong bikin saya
segelas kopi
Istri : (mengeluarkan
kepalanya dari dalam) Iya, saya sudah menjawab tadi
Akbar : (tanpa menoleh ke
Istri) Segelas kopi bu
Istri : (kesal, tanpa
menjawab langsung masuk)
Akbar : (telepon berdering)
Siap, iya bapak, sebentar lagi saya akan menuju kesana
Istri : (mengantarkan
segelas kopi)
Akbar : (tidak melihat dan
terus bicara di telpon) benar bapak, karena proposal itu menjadi kunci. Semoga
perusahaan bapak menerima tawaran yang kami ajukan, iya bapak, baik terima
kasih (langsung memanggil Istri) Ibu mana kopi saya, kamu ini katanya dengar
saya panggil. Kopinya mana!
Istri : (tanpa menjawab
masuk dan berdiri di dekat kopi yang telah diletakkannya di meja)
Akbar : Mana kopi, kan saya
sudah bilang tolong buatkan saya segelas kopi
Istri : (hanya menunjuk
ke arah kopi)
Akbar : oh sudah ya
Istri : (langsung masuk
kembali)
Akbar : (telepon berdering)
hallo (mati), (berdering lagi) ya hallo (mati), berdering lagi) hallo hallo
(mati), (kesal langsung meletakkan saja telepon genggam lalu berdering dan
dijawab tanpa melihat nama) Hei kamu mau main-main dengan saya, dari tadi
dijawab. Bikin pusing saja, mengganggu saja! (melihat nama telepon) waduh, maaf
bapak, mohon maaf dari tadi ada telepon saat dijawab lantas dimatikan. Saya
pikir masih orang yang sama, maaf bapak (mati) duh gawat, bisa berantakan
pengajuan saya
PUTRA PULANG, TANPA SALAM DAN MENGETUK
PINTU LANGSUNG MASUK KE DALAM RUMAH DENGAN WAJAH SEDIKIT MURAM
Akbar : Darimana saja kamu,
jam segini baru pulang?
Putra : Luar
Akbar : Iya kemana?
Putra : Sama teman-teman
Akbar : Duduk sini kamu,
kamu itu ingat jam tidak, ini udah malam (telepon berdering) iya bapak, siap
pak, siap akan saya laksanakan (ke putra) kamu boleh saja bermain di luar namun
harus ada batasan, kalau waktunya…(telepon berdering) iya benar saya Akbar, oke
saya akan teruskan pesannya (ke putra) kalau sudah waktunya…(telepon berdering)
iya bagaimana? Okok, terima kasih
PUTRI PULANG, DENGAN SENYUM-SENYUM CERIA
MEMASUKI RUMAH TANPA SALAM DAN MENGETUK PINTU
Akbar : Ini satu lagi,
darimana kamu? Anak perempuan keluyuran saja
Putri : (langsung hilang
cerianya seketika dan diam)
Akbar : Duduk sini kamu,
kamu itu ingat jam tidak, ini udah malam (telepon berdering) iya bapak, siap
pak, siap akan saya laksanakan
ISTRI KELUAR DARI KAMARNYA DAN MELIHAT DUA
ANAKNYA SUDAH PULANG
Istri : Apakah kalian sudah pada makan?
Akbar : (ke putri) kamu
boleh saja bermain di luar namun harus ada batasan, kalau waktunya…(telepon
berdering) iya benar saya Akbar, oke
saya akan teruskan pesannya
Istri : Mau ibu siapkan
makan?
Akbar : (ke putri) kalau
sudah waktunya…(telepon berdering) iya bagaimana? Okok, terima kasih (kepada
putra dan putri) kalian paham!
Istri : Ditanya
anak-anaknya sudah makan apa belum, jangan marah-marah saja tanpa menanyakan
dengan baik-baik
Akbar : Kamu terlalu
memanjakan mereka, mau jadi apa mereka besar nanti
Istri : (telepon
berdering) Hallo ibu, iya ibu
Akbar : Saya ini sedang
bicara
Istri : Siap, nanti
kita kumpul di tempat biasa membahas rencana kita
Akbar : kamu malah menjawab
telepon (telepon berdering) Iya bapak, baik pak, siap sesuai rencana kita pak
AKBAR DAN ISTRINYA SIBUK MENJAWAB TELEPON
MASING-MASING, SEMENTARA PUTRA DAN PUTRI HANYA BENGONG MELIHAT KELAKUAN ORANG
TUANYA. TAK LAMA TERDENGAR SALAM DI DEPAN PINTU
Teman : Permisi
Putra : (menuju pintu) ehh
kamu
Teman : Ayo kita tempat biasa
Putra : Oke, ehh sebentar
saya ajak putri ya
Teman : Oke
PUTRA MENGAJAK PUTRI PERGI BERSAMA TEMANNYA
KELUAR RUMAH, SEMENTARA AKBAR DAN ISTRINYA TIDAK MENYADARI KALAU ANAK MEREKA
KEMBALI PERGI BERMAIN.
Akbar : baik, terima kasih
bapak (melihat ruangan tidak ada putra dan putri) Ibu kemana anak-anak
Istri : Iya ibu, terima
kasih, Sampai jumpa disana ya besok
Akbar : Kemana anak-anak?
Istri : Tadi disini
bersama kamu, kamu sibuk saja menjawab telepon
Akbar : Kamu juga menjawab
telepon, sibuk dengan ibu-ibu sosialita
Istri : Kamu yang
mulai!
Akbar : Kamu juga…(telepon
berdering) iya bapak, siap pak….Iya saya sudah dekat pak, sudah hampir sampai
ke lokasi pertemuan. Tolong pertimbangkan proposal saya
AKBAR MASIH DENGAN TELEPONNYA. ISTRINYA
MENYAMBUT KEDATANGAN TAMU DENGAN TAMPILAN RAPI BAGAI PEJABAT PENTING ATAU
PENGUSAHA KAYA RAYA
Tamu : Selamat malam,
permisi
Istri : Iya,
sebentar…Maaf mencari siapa ya pak?
Tamu : Saya mencari lokasi
yang tepat untuk membangun Hotel atau Apartemen, apakah saya bisa berbicara
bisnis dengan suami ibu?
Istri : Baik pak,
silahkan masuk pak
Akbar : (Melihat ada yang
datang langsung mematikan telepon) sebentar ada tamu, nanti saya telepon
kembali pak.
Istri : pak ini ada
tamu, katanya ingin berbicara bisnis
Akbar : Salam kenal pak,
saya Akbar
Tamu : Saya langsung saja,
saya sedang mencari lokasi untuk dibangun hotel atau apartemen. Saya lihat
lokasi rumah bapak ini cocok…
Akbar : (telepon berdering)
nanti saya telepon kembali
Tamu : Jadi saya ingin
memberikan penawaran, mungkin saja…
Akbar : (telepon berdering
namun dimatikan Akbar) Lanjutkan pak
Tamu : Mungkin saja bapak
tertarik dan mau menjual rumah…
Akbar : (telepon berdering)
maaf lanjutkan pak
Tamu : Jawab saja dulu pak
teleponnya, mana tau itu sesuatu yang sangat penting
Akbar : Oh tidak pak,
lanjutkan
Tamu : Saya akan membeli
rumah bapak seharga…
Akbar : (telepon berdering)
Tamu : Rasanya saya tidak
bisa berbisnis dengan Anda
Akbar : Maaf pak, saya tidak
bermaksud
Tamu : Saya sudah utus pak
RT kesini tapi anda malah tidak menemuinya, Anda juga menyepelekan anak saya
ketika berkunjung kesini (menuju keluar rumah)
Akbar : Tapi pak?
Tamu : (berbalik kepada
Akbar) Telepon yang masuk barusan, itu dari sekretaris saya, saya yang
memintanya (berlalu pergi)
Akbar : (telepon berdering)
Tamu? Iya ya, tadi barusan dari sini (kaget dan kebingungan) Apa? mengapa
dibatalkan pak, proposal saya bukankah sudah memenuhi kriteria. pak, pak hallo, pak hallo…pak (kepada Istri)
semua berantakan!
FADE OUT
LISTRIK
KEMBALI PADAM, AKBAR DAN ISTRI BERGEGAS MENGHIDUPKAN SENTER DARI TELEPON
GENGGAMNYA
Akbar : Mengapa listrik di
rumah kita kembali padam, tetangga tidak? Dimana anak-anak, kenapa belum pulang
Istri : tadi sudah
pulang, tapi kamu cuekin mereka. Ya pergi lagi dia bermain bersama temannya
Akbar : Aku bertanya mereka
dimana?
Istri : (Diam saja)
Akbar : Dimana?
Istri : Tadi sudah aku
jawab
Akbar : Dimana?
Istri : Apanya yang
dimana?
Tetangga : Woy…………………………Berisik
T A M A T
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom