Bahaya Mengintai dari Tren AI Gaya Studio Ghibli
BICARA TEKNOLOGI - Karya seni bergaya Ghibli yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tengah menjadi tren di media sosial. Pengguna ramai-ramai membagikan gambar-gambar menakjubkan dan surealis yang menyerupai animasi karya Studio Ghibli.
Tren ini semakin meluas setelah OpenAI merilis pembaruan terbaru pada ChatGPT, yang memungkinkan pengguna menciptakan ilustrasi bergaya Studio Ghibli dengan mudah. Tak hanya mengubah adegan film, teknologi ini juga digunakan untuk mengubah foto keluarga pribadi menjadi gambar digital bergaya Ghibli yang menawan.
Namun, di balik keindahan visual yang dihasilkan, muncul kekhawatiran dari para pakar dan pemerhati media sosial terkait potensi pelanggaran privasi data. Mereka mengingatkan bahwa penggunaan teknologi AI, terutama dalam menghasilkan gambar dari data pribadi, dapat berisiko membahayakan pengguna.
Platform keamanan data Proton melalui akun X (dahulu Twitter) menulis, "Begitu Anda membagikan foto pribadi ke AI, Anda kehilangan kendali atas bagaimana foto tersebut digunakan, karena data itu bisa dipakai untuk melatih AI. Foto Anda bisa saja dipakai untuk membuat konten yang merugikan atau menjadi alat pelecehan," tulis Proton, dikutip Minggu (6/4/2025).
Proton juga menambahkan, banyak model AI, khususnya yang digunakan untuk menghasilkan gambar, bergantung pada dataset pelatihan berskala besar.
"Dalam beberapa kasus, foto Anda atau kemiripannya bisa digunakan tanpa persetujuan," lanjutnya.
Futuris asal Inggris, Elle Farrell-Kingsley, juga menyoroti risiko tersembunyi yang mungkin terjadi saat pengguna mengunggah gambar atau informasi ke alat berbasis AI.
"Data metadata, lokasi, hingga informasi sensitif bisa terekspos, apalagi jika melibatkan anak-anak. Apabila layanannya gratis, maka Anda dan data Anda adalah harganya," tulisnya di X.
Bukan hanya Proton dan Farrell-Kingsley, sejumlah aktivis privasi digital juga mengangkat kekhawatiran atas tren seni AI gaya Studio Ghibli dari OpenAI. Mereka menilai tren ini bisa mengorbankan privasi pengguna karena data pribadi yang digunakan untuk melatih AI berpotensi disalahgunakan tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Sumber: beritasatu.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom