Monday, July 21, 2025

Pemutaran Film Dokumenter "Peacemaker" Soroti Inisiatif Perdamaian Global Selama Lebih Dari Satu Dekade


BICARA HWPL
- Organisasi utusan perdamaian internasional, Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL), mengumpulkan para advokat perdamaian, pemimpin muda, pendidik, dan pemimpin agama dalam pemutaran film dokumenter Peacemaker yang digelar pada 19 Juli 2025 di Red Carpet Cinema 1, Shangri-La Plaza Mall, Filipina. Acara ini menyoroti berbagai inisiatif perdamaian luar biasa yang dipimpin oleh Ketua HWPL, Lee Man-hee, seorang veteran perang Korea Selatan yang kini menjadi utusan perdamaian global.


Film ini mengisahkan upaya tak kenal lelah sang Ketua untuk mengakhiri perang dan konflik melalui dialog, kerja sama, dan solidaritas internasional. Salah satu poin penting dalam film ini adalah lahirnya Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW), sebuah dokumen inovatif yang mengusulkan 10 pasal dan 38 butir sebagai kerangka hukum dan moral bagi pemerintah dan masyarakat sipil untuk mencegah perang dan melembagakan perdamaian.


Para tamu yang hadir mengungkapkan kekaguman yang mendalam atas kampanye global yang didokumentasikan dalam film tersebut, khususnya pendidikan perdamaian akar rumput HWPL, dialog antaragama, dan keterlibatan diplomatik lintas benua termasuk upaya perdamaian yang dilakukan di berbagai wilayah Filipina, khususnya di Daerah Otonomi Bangsamoro Muslim Mindanao (BARMM).


Peacemaker menyoroti sebuah gerakan global yang melibatkan ribuan relawan dan organisasi mitra yang berupaya menjadikan perdamaian bukan sekadar cita-cita tetapi kenyataan yang dapat diterapkan.


Ketika ditanya kesannya terhadap film tersebut, Chief Operations Officer dan Wakil Presiden Eksekutif Century Pacific Foods, Gregory Banzon, mengatakan, "Saya merasa film ini sangat menarik. Saya rasa strategi dari ketua sangat tepat sasaran, benar-benar mengangkat isu ini ke skala nasional, global, hingga ke PBB."


Lebih lanjut, acara ini juga menjadi pengingat bagi warga Filipina untuk berperan aktif dalam upaya membangun perdamaian di komunitas mereka.


Ivan Gozum, dosen Universitas Santo Tomas (UST) dan humas Religious Educators Association of the Philippines (REAP), mengungkapkan betapa terharunya ia dengan film dokumenter tersebut, "Ketika saya melihat judulnya, ’Peacemaker’, saya berpikir ini pasti tentang   pahlawan super’. Namun, setelah menonton advokasi Ketua Lee, yang membahas tentang penghentian perang, pendidikan perdamaian, dan kerukunan beragama, maka kesan saya tentang judul "Peacemaker" [sebagai  pahlawan super] ini saling terkait. Karena menurut saya, dalam arti tertentu, advokasi Ketua Lee dan advokasi HWPL sebagai pembawa perdamaian merupakan upaya seorang pahlawan, pahlawan masa kini untuk benar-benar mempromosikan perdamaian di tengah konflik dan peperangan yang sedang terjadi di dunia kita saat ini."


Pendeta Hindu, Archarya Prem Shankaranand Tirth, mengatakan "Perdamaian di dunia sungguh sangat dibutuhkan. Kita manusia, tetapi terpecah oleh agama, warna kulit, ras, dan berbagai faktor politik. Pekerjaan HWPL ini berupaya sebaik mungkin untuk menyatukan umat manusia." Ia menambahkan, "Kepada Anda semua dan siapa pun yang akan menyaksikan, mohon lihatlah betapa banyak hal yang sama yang menyatukan kita, bukan untuk memecah-belah, melainkan untuk terhubung sebagai sesama manusia."





Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com