Saturday, December 28, 2024

20 Tahun Mekar Budoyo di Jambi 'Silaturahmi Satu Rasa Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Jawa'


BICARA SENI
- Dalam momen peringatan hari jadi Paguyuban Mekar Budoyo yang ke-20 Tahun, digelar berbagai kegiatan seni, yang berlangsung di Kolam Renang Sungai Sawang, jalan Sunan Kalijaga kelurahan Simpang III Sipin, kecamatan kotabaru, kota Jambi (Sabtu, 28/12/2024).


Bertema Silturasa "Silaturahmi Satu Rasa Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Jawa" yang menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual yang kuat melalui gerakan-gerakan simbolik an ekspresif. 


Dengan menggambarkan kisah-kisah yang melibatkan keberanian, kekuatan dan kehidupan sehari-hari, Jathilan menjalin hubungan erat antara seniman dan masyarakat. 


Sajian Utama dari perhelatan spesial ini yaitu tarian Jathilan Mekar Budoyo, tarian kreasi, dan musik campursari. Selain itu juga terdapat UMKM dan kolaborasi dengan paguyuban seni tari kuda lumping lainnya persembahan dari paguyuban Sudi Rukun Ngesti Budoyo. 





"Dari Silaturasa diharap dapat melahirkan berbagai karya inovatif yang menjadi sumber pengetahuan baru bagi perkembangan kesenian dan kebudayaan Jawa di provinsi Jambi," Ungkap Miko Alfito, Ketua pelaksana Silaturasa, disela-sela kegiatan.


Disamping itu, dia membeberkan bahwa Silaturasa bertujuan, sebagai upaya dalam melestarikan warisan budaya Jawa melalui media kesenian tradisi dan menumbuhkan semangat mencintai kebudayaan daerah, menciptakan ruang terbuka bagi seniman untuk berkreativitas dan mempermudah pendistribusian barang produksi UMKM.


Lalu menghadirkan Kembali eksistensi warisan budaya Jawa dalam aktivitas kesenian tradisi di Provinsi Jambi, terakhir silaturahmi seni antar sesama kelompok seni dan terciptanya ruang yang berdaya guna bagi seniman dan pelaksana kegiatan budaya.


Sedangkan Suwarno Sr, ketua Paguyuban Seni Tari Kuda Lumping "Mekar Budoyo" pada kesempatan ini berharap dari kegiatan Silaturasa dapat mengangkat nilai tradisi warisan budaya Jawa.


"Terselenggaranya Silaturasa merupakan kesempatan dari Paguyuban Seni Tari Kuda Lumping "Mekar Budoyo" untuk bisa mempublikasikan dan menginformasikan kekayaan akan kesenian tradisi budaya Jawa khususnya di Provinsi Jambi, Terang Suwarno Sr.


"Dan menjadi wadah bagi siapapun, baik seniman, pelaku budaya dan masyarakat untuk semakin aktif dalam mengangkat nilai tradisi warisan budaya Jawa sehingga akan terus relevan dari masa ke masa," Tambahnya menjelaskan.






Mekar Budoyo di Usia 20 Tahun


Seiring kemajuan teknologi yang merambah ke semua bidang termasuk bidang kesenian telah mengurangi nilai-nilai akar budaya dan spiritualitas di masyarakat utamanya kesenian tradisi budaya Jawa. 


Upaya untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya daerah kepada generasi penerus perlu adanya rasa mencintai dan kesadaran yang tinggi terhadap kesenian budaya Jawa sehingga dapat mencerminkan budaya bangsa itu sendiri.


Keinginan akan kesenian tradisi ini untuk hidup dan berkembang dipengaruhi pengetahuan baru sehingga ingatan kolektifnya dapat melebur di tengah perkembangan arus kesenian global.   





Melihat perkembangannya maka dibentuklah suatu paguyuban Jawa seni tari Kuda Lumping dengan nama "Mekar Budoyo" pada tahun 2004 di provinsi Jambi.


"Setelah berjalan selama 20 tahun terbentuknya paguyuban Jawa seni tari Kuda Lumping "Mekar Budoyo" tentu diharap juga mampu menumbuhkan semangat mencintai kesenian tradisi budaya Jawa khususnya di provinsi Jambi," Harap Suwarno Sr.


Berarti katanya, dapat menghindari bahkan mencegah kepunahan atau paling tidak pergeseran budaya yang selalu mengancam keberadaan seni tradisi Jawa di provinsi Jambi. (*/HN)






Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram