4 Sajak Mengenang Hari Perempuan, Karya EM Yogiswara
PEREMPUAN LUKA
LUKA PEREMPUAN
Sajak EM Yogiswara
Perempuan luka di dinding pagar rumah
bersandar pada waktu yang kian melarut
Hitam dan putih mengabur, terkikis riwayat
angin di tepi malam. "Hidup hanya kemelut
di bilangan angan."
Di bilangan angan, perempuan luka bertabur
bunga bangkai, mengulurkan garis tangannya
pada pendatang berhasrat nafsu. Di tangannya
tergenggam desir angin. "Hidup sekadar
mengarungi luka perempuan."
perempuan luka mencari ikat rambutnya
yang jatuh di kaki lelaki yang melepas birahi
"Hidup bukan mencari kemanusiaan rambut
tapi mengajari membaca berain kehampaan."
Kehampaan perempuan luka, mengakhiri
riwayat hidup rangkaian bunga. Kematian
memiliki arti. Urusan hidup belum pasti.
Kemaluan tiada bertaji "Hidup memenuhi
sepuluh tangan besi, menunggu mencuri hati."
: Mencuri hati perempuan luka, bak tertipu
janji dan tak tahu jalan pulang ke pangkuan
Illahi.
Teater AiR Jambi, 06062017-22122022
.........
PEREMPUAN AMANAH
Sajak EM Yogiswara
akulah perempuan amanah, yang selalu
mempercantik pikiran hingga lembut
bercahaya. Perempuan amanah yang
memperkaya hati hingga memancarkan
kebajikan di sekitarnya. Perempuan amanah
yang membuat nyaman keluarga. Perempuan
amanah yang terus memperbaiki kesetiaan
dan akhlak. Perempuan amanah yang kukuh
memegang kemanusiaan.
akulah perempuan amanah yang disematkan
jadi perhiasan dunia. Perempuan amanah
yang memikul kehormatan suami dan anak
di persimpangan jalan. Perempuan amanah
yang tak terpengaruh derasnya godaan dunia.
Akulah perempuan amanah yang menolak
keindahan dan kesenangan fana yang berisi
permainan kesesatan. "Akulah Istri dan ibu
bagi kesetiaan menjaga amanah-Mu,"
akulah perempuan amanah yang mengamalkan
amanat-Mu. Pelbagai hasrat dan kebutuhan,
harus dipenuhi di dalam rumah, sebab aku
pilar rumah tangga yang mempersempit
tumbuhnya kemaksiatan terhadap titah-Mu.
akulah perempuan amanah yang memelihara
perjuangan atas ketaatan perempuan pada-Mu
suami dan anak-anak. "Akulah istri dan ibu
yang menjaga aurat suami.dan perintah-Mu,"
tegas perempuan amanah sebelum menutup
pintu kesetiaan usia.
Teater Air Jambi, 10102021
.........
PEREMPUAN ABADI
Sajak EM Yogiswara
"Jadilah perempuan abadi," kalimat itu selalu
menemani pengabdianku bersamanya. Meski
yang tersulit meluruskan rusuk.
Perempuan abadi selalu bicara dengan hati,
akal, meski Ia sering lupa betapa berharga
dirinya kala menutup pintu dunia. "Jadilah
perempuan abadi yang meredam derita
dengan hati damai," pintaku.
air mata adalah cara perempuan meluapkan
sedih, amarah, gembira, yang hadir tiada
henti di mata hatinya. "Takutlah pada air
mata yang tak kuasa mengendalikan batin,"
titahmu yang melekat saat kumemandu
kebijaksanaan hidup adalah; tetap jadi
perempuan abadi yang menjaga mata, hati,
dan kaki sebelum memulangkan kehidupan.
Teater Air Jambi, 19102021
.........
PEREMPUAN SUCI MENANAM BUNGA
Sajak EM Yogiswara
perempuan suci berwajah seri, memilih benih
bunga, tuk segera ditanam di tanah pilihan.
Lalu memastikan diri, agar tanah dinaungi
cahaya, air, udara. "Usah lewatkan tumbuh-
kembangnya benih bunga, jika tak mau
kehilangan pelajaran hidup di kehidupan,"
saranmu.
ketika benih bunga tumbuh jadi pohon,
perempuan berhati suci meyakini; peristiwa
mekarnya bunga, tersebab hadirnya
kebenaran-Nya. "Jangan lengah menjaga
ladang, jika tak ingin derita menanti. Sebab,
tak semua benih tumbuh sempurna. Ada juga
yang membusuk di kehidupan lainnya,"
tegurmu.
perempuan berhati suci, meneguhkan
keikhlasan merawat benih. Ia juga tak pilih
kasih kala memelihara benih bunga, sebab
pilih kasih kan menghancurkan kehendak-Nya.
"Siram kebaikan di tiap benih, agar benih
bersemi kebajikan. Bila benih telah
tercerahkan dengan kebijaksanaan, kelak
rantingnya kan mampu membedakan debu
angin dan deru badai. Sementara akarnya,
kuat mencengkram kebajikan," anjurmu.
perempuan suci tak lelah menanam benih
kebaikan, karena Ia percaya kebajikan yang Ia
tebar memiliki hati tak berbatas tuk berbalik
mengabdi padanya. "Ketika bunga mekar,
harum dan berseri, saat itu kesadaran akan
kehadiran-Nya muncul, dan kita baru
menghormati makna keindahan hidup,"
sapamu.
perempuan suci tetap rendah hati saat
melihat bunganya bercahaya, sebab ia tahu
sebelumnya sudah ada perempuan suci
yang menanam benih bunga. "Rendah hati
mengajari kita, kapan melepas benih
kebaikan, kapan menyimpannya," tegasmu.
Teater Air Jambi, 22102021
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom