Sunday, March 23, 2025

PETRUK


Jose Rizal Manua

.....


Punakawan trah witaradya itu

Di tanah Sunda bernama

Dawala atawa Udel.

Ia gemar bersenda gurau

Melalui ucapan dan tingkah laku.

Ia sakti dan gemar berkelahi

Hingga hilang ketampanannya

Dalam ‘Batara Ismaya Krama’.

Dalam ‘Ambangan Candi Spataharga’;

Setelah berhasil merebut

Dan menyembunyikan

Jamus Kalimasada

Yang mengandung kekuatan ampuh

Dari tangan Mustakaweni;

Ia pun menjadi Prabu Welgeduwelbeh

Dari tahta kerajaan Lojitengara.

Dalam sejarah pewayangan

Ia adalah punakawan

Tapi pernah mendapat gelaran

‘Petruk Dadi Ratu’. 

Dalam sehari memerintah

Karena terlalu banyak bisikan

Dibuatnya Negara centang-parenang. 

Ia pun sadar, bahwa ia hanyalah kawula.

Ia hanyalah rakyat!

Dan ketiga wahyu yang menyatu dalam dirinya;

wahyu Maningrat, 

yang menyebarkan benih keratuan, 

wahyu Cakraningrat, 

yang menjaga keberadaannya sebagai ratu, 

dan wahyu Widayat, 

yang melestarikan hidupnya sebagai ratu.

Adalah perlambang untuk menopang 

Raja yang sesungguhnya, Raja Abimanyu.

Maka sebagai kawula

Maka sebagai rakyat

Ia pun mengingatkan: 

“Penguasa harus menghargai rakyat.

Penguasa harus berkorban demi rakyat.

Dan bukannya menjarah hidupnya rakyat.

Penguasa itu berarti mau berkorban.

Raja bukanlah Raja

Kalau tidak ada rakyat di dalamnya.

Raja yang tidak dipangku rakyat

Adalah Raja yang kehilangan wahyu.” Ujarnya.

Ia adalah Punakawan.

Ia adalah Petruk.


Jakarta, 17 Februari 2015




Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com