PETRUK
Jose Rizal Manua
.....
Punakawan trah witaradya itu
Di tanah Sunda bernama
Dawala atawa Udel.
Ia gemar bersenda gurau
Melalui ucapan dan tingkah laku.
Ia sakti dan gemar berkelahi
Hingga hilang ketampanannya
Dalam ‘Batara Ismaya Krama’.
Dalam ‘Ambangan Candi Spataharga’;
Setelah berhasil merebut
Dan menyembunyikan
Jamus Kalimasada
Yang mengandung kekuatan ampuh
Dari tangan Mustakaweni;
Ia pun menjadi Prabu Welgeduwelbeh
Dari tahta kerajaan Lojitengara.
Dalam sejarah pewayangan
Ia adalah punakawan
Tapi pernah mendapat gelaran
‘Petruk Dadi Ratu’.
Dalam sehari memerintah
Karena terlalu banyak bisikan
Dibuatnya Negara centang-parenang.
Ia pun sadar, bahwa ia hanyalah kawula.
Ia hanyalah rakyat!
Dan ketiga wahyu yang menyatu dalam dirinya;
wahyu Maningrat,
yang menyebarkan benih keratuan,
wahyu Cakraningrat,
yang menjaga keberadaannya sebagai ratu,
dan wahyu Widayat,
yang melestarikan hidupnya sebagai ratu.
Adalah perlambang untuk menopang
Raja yang sesungguhnya, Raja Abimanyu.
Maka sebagai kawula
Maka sebagai rakyat
Ia pun mengingatkan:
“Penguasa harus menghargai rakyat.
Penguasa harus berkorban demi rakyat.
Dan bukannya menjarah hidupnya rakyat.
Penguasa itu berarti mau berkorban.
Raja bukanlah Raja
Kalau tidak ada rakyat di dalamnya.
Raja yang tidak dipangku rakyat
Adalah Raja yang kehilangan wahyu.” Ujarnya.
Ia adalah Punakawan.
Ia adalah Petruk.
Jakarta, 17 Februari 2015
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom