Jelang Pameran Seni Rupa Juni 2025, Taman Budaya Jambi Berikan Workshop
BICARA SENI - Taman Budaya Jambi rencananya akan menggelar pameran pada 23-29 Juni 2025 mendatang, sebelum itu diadakan Workshop Seni Rupa pada 7-8 Mei 2025 di ruang Literasi Makalam.
Dipandu Hendry Nursal selaku moderator, peserta berasal dari Kabupaten/kota dalam provinsi Jambi dan perwakilan sanggar atau komunitas juga perorangan.
Workshop Seni Rupa menghadirkan tiga orang narasumber, Workshop digelar Pemerintah provinsi Jambi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) provinsi Jambi UPTD Taman Budaya Jambi, didukung penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dirjen Kebudayaan dalam bingkai Dana Alokasi Khusus (DAK)
Narasumber 1: Mudzakir
Konsepsi Karya: Dari Ide ke Narasi Visual
Fokus pada bagaimana seniman mengembangkan ide awal menjadi konsep yang matang dan relevan dengan tema pameran. Bahasan ini meliputi:
• Teknik menggali dan mengelaborasi ide berdasarkan tema.
• Membangun narasi visual yang kohesif dan komunikatif.
• Studi kasus karya seni konseptual dalam pameran tematik.
Narasumber 2: Ja’far Rassuh
Eksplorasi Teknik, Media, dan Material
Membahas bagaimana pemilihan teknik dan material mendukung ekspresi artistik serta relevansi konsep. Sub-bahasan dapat mencakup:
• Kesesuaian antara media/teknik dengan pesan karya.
• Eksperimen material: konvensional vs kontemporer.
• Perbandingan pendekatan dua dimensi, tiga dimensi, dan instalasi.
Narasumber 3: Edy Soekarno
Simulasi Kuratorial
Mengajak peserta memahami bagaimana aspek teknis karya mereka akan hadir dalam ruang pamer.
Seni rupa merupakan salah satu bentuk ekspresi visual yang tidak hanya mencerminkan kreativitas seniman, tetapi juga memiliki nilai estetika dan konsep yang dapat menyampaikan pesan kepada audiens. Dalam sebuah pameran seni rupa, setiap karya yang dipamerkan harus memiliki keterkaitan dengan tema yang telah ditetapkan, sehingga keseluruhan pameran dapat menyampaikan narasi yang kohesif dan memiliki dampak yang lebih kuat bagi pengunjung. Oleh karena itu, persiapan teknis dalam menciptakan karya seni yang sesuai dengan tema dan kuratorial pameran menjadi aspek yang sangat penting.
Persiapan teknis dalam seni rupa melibatkan berbagai aspek, mulai dari pemilihan media dan teknik yang sesuai, eksplorasi konsep yang mendukung tema, hingga penyesuaian ukuran dan tata letak karya agar dapat berintegrasi dengan baik dalam ruang pameran. Selain itu, pemahaman terhadap prinsip kuratorial juga diperlukan agar karya yang dibuat tidak hanya memiliki kualitas artistik yang tinggi, tetapi juga dapat diterima dan dipresentasikan dengan baik dalam konteks pameran yang lebih luas.
Untuk membantu para seniman dalam memahami proses ini, diperlukan sebuah workshop yang membahas tentang persiapan teknis dalam menciptakan karya seni yang sesuai dengan tema pameran dan standar kuratorial. Workshop ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai proses kreatif berbasis konsep, pemilihan. teknik dan material yang tepat, serta cara mengadaptasikan karya agar dapat berkomunikasi secara efektif dalam ruang pameran.
KURATORIAL PAMERAN
Kita Dulu, Kini, dan Nanti
Dalam perjalanan budaya, masa lalu bukanlah sekadar kenangan, melainkan fondasi yang membentuk jati diri kita di masa kini dan memberi arah pada masa depan. Tema "Kita Dulu, Kini, dan Nanti" hadir sebagai sebuah ruang reflektif sekaligus eksperimental, di mana seniman diajak untuk menyelami, mengolah, dan mendialogkan ulang 10 Obyek Kebudayaan melalui pendekatan konstruksi dan dekontruksi.
Konstruksi budaya dalam konteks ini adalah upaya merepresentasikan nilai-nilai, simbol, dan praktik tradisional ke dalam karya seni dengan kesadaran historis dan kehati-hatian konseptual. Para seniman tidak hanya merekam bentuk luar dari kebudayaan, tetapi juga menyerap kedalaman makna sosial yang melatarinya—melalui riset, kolaborasi dengan praktisi budaya, hingga proses adaptasi yang menjunjung tinggi keaslian dan penghormatan terhadap warisan leluhur.
Namun proses ini tidak berhenti pada pelestarian semata. Dekonstruksi hadir sebagai sikap kritis dan kreatif yang membongkar narasi-narasi yang selama ini dianggap mapan. Melalui dekonstruksi, elemen budaya tradisional dipertanyakan, direinterpretasi dan bahkan ditempatkan dalam konteks yang sepenuhnya baru. Hal ini membuka ruang bagi pembacaan ulang yang sering kali kontras dan provokatif serta mencerminkan kompleksitas zaman dan dinamika identitas kontemporer.
Pameran ini menjadi ruang pertemuan antara warisan dan wacana antara keterhubungan masa lalu dan keberanian menatap masa depan. Melalui karya-karya yang dihadirkan, para seniman mengajak kita untuk mengalami budaya bukan sebagai artefak yang membeku, tetapi sebagai lanskap yang hidup, cair, dan terus berubah.
Kita Dulu, Kini, dan Nanti adalah undangan untuk berjalan bersama—melintasi waktu, menelusuri jejak, dan membentuk kemungkinan-kemungkinan baru dari apa yang pernah, sedang, dan akan kita sebut sebagai budaya. (*/)
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom