Saturday, May 31, 2025

Semangka Kotak Jepang, Apakah Bentuknya Memang Segi Empat?


BICARA BISNIS
Musim panas di Jepang biasanya berlangsung dari Juni hingga Agustus. Inilah saatnya mereka melakukan tradisi ochugen, yaitu tukar menukar hadiah di musim panas di antara kerabat, kolega, atau bawahan dan atasan. Biasanya hadiah yang diberikan berupa makanan atau minuman. Agar yang diberi hadiah terkesan, makanan atau minuman tersebut harus istimewa.

Rak atau keranjang berisi makanan dan minuman khusus untuk hadiah akan bermunculan di mall dan toko-toko guna menyambut peristiwa budaya ini. Satu barang istimewa yang ikut dijual adalah semangka berbentuk kotak.

Bentuk semangka semacam ini mungkin tidak pernah dibayangkan oleh generasi baby boomers atau generasi X. Ia muncul era tujuh puluhan dan populer hingga sekarang.

Semangka kotak ini sebenarnya tidak benar-benar kotak, masih menyisakan kurva atau lengkungan di tepi dan sudutnya. Namun jelas, tidak seperti bola yang tidak bersudut. Semangka kotak hadir bagai keajaiban hortikultura. Diletakkan di atas bidang miring, tidak bakal menggelinding dan ditumpuk, tidak bakal ambruk.

Berapa harganya? Setimpal dengan keunikan dan keindahannya. Semangka kotak yang disebut shikaku suika ini dibanderol sepuluh hingga dua puluh ribu Yen, atau setara satu hingga dua juta Rupiah.

Padahal, semangka bulat per butir biasanya hanya dijual seribu lima ratus Yen atau sekitar seratus lima puluh ribu Rupiah di Jepang. Bahkan dalam acara lelang, harga semangka kotak bisa mencapai puluhan hingga ratusan kali lipat. Bandingkan dengan harga semangka di Indonesia yang satu kilonya hanya dihargai sepuluh ribu Rupiah saja.

Mengapa bisa begitu mahal?

 

Ilustrasi potongan semangka yang dibuat dalam bentuk kotak, bulat, dan segitiga. Foto: Freepik/Bowonpat/Free Licence

 

Obsesi inovasi

Lingkaran adalah bentuk yang indah. Ahli matematika banyak setuju tentang hal ini. Namun, bentuk itu menjadi terlalu biasa untuk sebuah semangka. Seorang desainer grafis bernama Tomoyuki Ono dari kota Zentsuji, Prefektur Kagawa, Jepang, punya pikiran agak lain. Bagaimana kalau semangka bentuknya kotak?

Tomoyuki kesulitan setiap mau menyimpan semangka ke dalam lemari es. Dia berpikir, dengan berbentuk kotak, semangka lebih mudah tersimpan. Bentuk persegi empat juga sangat pas dengan lemari pendingin Jepang yang memiliki ruang terbatas. Semangka jadi lebih mudah ditumpuk, menghemat ruang, dan gampang dipindahkan.

Ada filosofi Jepang yang nyaris diterapkan dalam semua hal. Namanya kaizen, atau perubahan ke arah yang lebih baik. Kaizen mengajarkan orang Jepang untuk terus menerus memperbaiki diri dengan melakukan inovasi.

Tomoyuki pun bereksperimen dengan menanam semangka sendiri di halaman rumah. Saat mulai berbuah, dia memasukkannya ke kotak transparan. Dengan memasukkan buah semangka yang masih muda ke dalam wadah, dia bakal tumbuh menyesuaikan dengan wadahnya. Ini adalah tentang proses memanipulasi pertumbuhan buah. Bukan rekayasa genetik atau menanam varietas semangka khusus.

Pada 1978, Tomoyuki memperkenalkan semangka berbentuk kotak ini ke sebuah galeri seni di Ginza, Tokyo. Tak dinyana, semangka kotaknya yang dipamerkan sebagai barang seni itu menyedot perhatian publik dan media. Semangka kotak akhirnya memasuki pasar setahun berikutnya. Dijual lebih mahal, dua hingga tiga kali lipat harga normal di Tokyo.

Apakah semangka kotak bisa dimakan? Awalnya semangka kotak dipromosikan sebagai buah semangka dengan rasa manis, sama dengan semangka biasa. Sayangnya, semangka yang matang hanya bisa bertahan 10 hari. Padahal semangka kotak lebih sering dipajang sebagai material dekorasi dibanding dikonsumsi.

Belakangan, semangka kotak sudah dipanen saat belum terlalu matang. Ini agar lebih awet sebagai hiasan. Dengan cara ini semangka kotak bisa bertahan hingga enam bulan. Sepertinya semangka kotak lebih enak dilihat ketimbang dimakan.

 

Semangka kotak yang dihasilkan dari Jepang. Foto: Flickr user laughlin from Tokyo, Japan – Flickr CC BY 2.0

 

Hak paten

Kini semangka kotak mewakili Jepang seperti halnya panda mewakili China. Mengapa demikian? Selain mendapat hak paten di Jepang, semangka kotak juga didaftarkan hak patennya di Amerika. Ini membuat semangka kotak secara eksklusif hanya dihasilkan dari Jepang.

Dengan hak paten itu Jepang menjadi satu-satunya negara yang secara legal memproduksi semangka kotak untuk dijual di pasar dunia. Sementara di Jepang, secara komersial semangka kotak hanya boleh dihasilkan dari Kota Zentsuji.

Bagaimana kalau kita ingin menghasilkan semangka kotak dari kebun atau halaman sendiri? Jika ingin dimanfaatkan sendiri, begini caranya. Siapkan kotak terang yang kokoh, biasanya dari bahan akrilik. Panjang rusuk-rusuknya 18 cm. Ini adalah standar ukuran paling ideal agar buah semangka bisa berkembang maksimal di dalam wadah. Masukkan bakal buah ke dalam wadah, lalu tunggu hingga buah memenuhi wadahnya.

Jika ingin hasil sempurna, pantau perkembangan buah setiap hari. Rapikan posisi buah sehingga pola garis kulit semangka nantinya terlihat indah, rapi, dan simetris. Retakan sekecil apapun bisa merusak hasilnya nanti, pemeriksaan tiap hari bisa berguna meminimalkan kerugian yang mungkin timbul.

Untuk bisa menghasilkan semangka kotak, seorang petani memang harus mengeluarkan sejumlah biaya ekstra. Misalnya untuk pengadaan cetakan. Ini membuat semangka kotak menjadi mahal. Budidaya semangka kotak juga membutuhkan lebih banyak tenaga untuk pemasangan cetakan. Belum lagi pemantauan setiap wadah agar buah semangka berkembang sesuai yang diinginkan.

Semangka kotak dari Kota Zentsuji diproduksi terbatas setiap tahunnya. Meski harganya menjadi mahal, namun terus dicari. Di pasar sampai ada produk-produk semangka kotak yang bukan dari perusahaan atau kelompok yang terafiliasi dengan Tomoyuki. Fenomena semangka kotak “palsu” ini menunjukkan minat pasar yang besar atas keberadaan semangka kotak ini.

 

Semangka merupakan buah yang digemari masyarakat Indonesia. Foto: Pixabay/leszekhus/Public Domain

 

Di balik semangka kotak yang estetik, hadir pula kritik. Misalnya dari Yana Peeva, editor senior di The Gazelle, mingguan yang banyak dibaca kalangan kampus. Memang semangka berbentuk kotak bukanlah akar dari semua kejahatan dunia. Tetapi, semangka dapat digunakan sebagai contoh seberapa besar fokus kita sebagai konsumen dan produsen, bergeser dari melayani dan mengejar tujuan kebaikan menjadi mengejar keuntungan dan memonetisasi setiap aspek kehidupan.

Semangka bulat yang menjadi kotak telah melampaui fungsi dasarnya. Ia mengusung nilai-nilai baru seperti ekonomi, estetika, simbol budaya, dan obsesi bangsa.


Sumber: mongabay.co.id



Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com