Thursday, May 22, 2025

Wahana Antariksa Uni Soviet Jatuh Dekat Indonesia, Berbahayakah?


BICARA INTERNASIONAL
- Kekhawatiran besar melanda setelah sebuah wahana antariksa Uni Soviet yang gagal dalam peluncuran jatuh ke Samudra Hindia, hanya beberapa kilometer dari garis pantai Indonesia. Meskipun tidak menimbulkan kerusakan, kejadian ini menyoroti ancaman serius dari sampah luar angkasa yang kembali memasuki atmosfer Bumi secara tak terkendali.


Diketahui wahana antariksa Kosmos 482, yang merupakan bagian dari misi Venus Soviet, jatuh ke Bumi di Samudra Hindia pada tanggal 10 Mei 2025. Jatuhnya terjadi sekitar 560 kilometer di sebelah barat Pulau Andaman Tengah, dan di barat Jakarta.


Misi Kosmos 482 gagal mencapai Venus dan telah mengorbit Bumi selama lebih dari lima dekade.


Badan Pengawasan dan Pelacakan Luar Angkasa Uni Eropa (ESA) mengonfirmasi bahwa objek tersebut adalah Kosmos 482, bagian dari serangkaian misi Uni Soviet menuju planet Venus yang diluncurkan pada tahun 1972. Misi ini gagal akibat masalah pada roket peluncur, yang menyebabkan wahana antariksa yang jatuh tersebut tidak mencapai jalurnya dan tetap berada di orbit Bumi.


Kosmos 482 dirancang untuk menahan suhu ekstrem di Venus, planet terpanas di tata surya, sehingga dibuat dari material tahan panas tinggi. Sebagian wahana ini telah jatuh ke Bumi sekitar 10 tahun setelah peluncuran.


Namun, bagian lainnya tetap berada di orbit dan akhirnya masuk kembali ke atmosfer pada tahun 2025, hampir setengah abad kemudian.


ESA menyebut masuknya kembali Kosmos 482 sebagai tak terkendali. Artinya para ilmuwan dan ahli militer tidak dapat memprediksi secara akurat waktu dan lokasi jatuhnya.


Hal ini memicu ketidakpastian dan kekhawatiran besar, terutama karena lokasi jatuhnya wahana antariksa tersebut bisa jatuh lebih dekat dengan wilayah berpenduduk.


Hingga Selasa (20/5/2025), Komando Luar Angkasa Amerika Serikat (US Space Command) belum memberikan konfirmasi resmi mengenai wahana antariksa jatuh tersebut, karena masih melakukan pengumpulan dan analisis data orbit.


Dikhawatirkan, bila wahana antariksa ini jatuh di wilayah padat penduduk atau daratan, kejadian ini bisa menimbulkan kerusakan serius. Para ahli mencatat bahwa insiden serupa di masa depan bisa terjadi kembali, terutama karena meningkatnya jumlah satelit dan sampah antariksa di orbit Bumi.


Meskipun dampak langsung terhadap manusia dinilai rendah, ESA mengingatkan bahwa polutan yang dilepaskan selama proses masuk kembali ke atmosfer dapat merusak lapisan ozon serta berkontribusi terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, insiden ini membuka diskusi serius di tingkat internasional mengenai regulasi dan pengelolaan benda antariksa tak berawak.


Peristiwa wahana antariksa jatuh ini menjadi pengingat penting akan risiko yang dihadapi oleh Bumi akibat aktivitas eksplorasi luar angkasa yang tidak diiringi dengan pengawasan dan mitigasi yang memadai. Pemerintah dan badan antariksa di seluruh dunia diharapkan semakin waspada dan segera menyusun kebijakan yang lebih tegas dalam menangani ancaman luar angkasa seperti ini.


Sumber: beritasatu.com



Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com