Thursday, June 26, 2025

1.000 Pasang Mata Saksikan Temu Karya Se-Provinsi Tahun 2025 di Taman Budaya Jambi


BICARA PANGGUNG 
- Lebih kurang berkisar 1.000 pasang mata pengunjung padati dan menyaksikan Temu Karya Kabupaten Kota Se-provinsi Jambi tahun 2025 di Panggung Rang Kayo Hitam, Taman Budaya Jambi.


"kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada rekan-rekan dari kabupaten/kota Se-provinsi Jambi, seniman, budayawan dan pelaku seni. Tentunya partisipasi ini memberikan warna baru bagi kita dalam melestarikan seni dan budaya di Jambi. Terima kasih terhingga juga kepada rekan-rekan UPTD taman budaya Jambi atas kerja maksimalnya untuk penyelenggaraan Temu Karya dan pameran seni rupa ini," Ungkap Imron Rosyadi, kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Jambi (Senin, 23/06/2025).


Temu karya yang berlangsung 23-25 Juni 2025 tersebut diisi peserta dari Se-provinsi Jambi yaitu: 


Tampil Tanggal 24 Juni 2025


- Kabupaten Sarolangun

- Kabupaten Tanjab Barat

- Kabupaten Bungo

- Kota Jambi

- Kabupaten Muaro Jambi

- Kabupaten Merangin


dan Tanggal 25 Juni 2025


- Kabupaten Batanghari

- Kota Sungai Penuh

- Kabupaten Tebo

- Kabupaten Kerinci

- Kabupaten Tanjab Timur




Temu karya dibuka pada (Senin, 23/06/2025 malam) oleh Gubernur Jambi yang diwakili oleh Asisten I Setda Provinsi Jambi, Arif Munandar.


bicarajamb.com menyaksikan besarnya animoni masyarakat yang datang, dalam tiga hari kurang lebih 1.000 pasang mata. Sehingga memenuhi area pertujukan Taman Budaya Jambi di Kawasan Sungai Kambang, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.


"Temu Karya kabupaten kota Se-provinsi Jambi dan pameran seni rupa, saya nyatakan dibuka," Ujar Arif Munandar, saat membuka secara resmi (Senin, 23/06/2025 malam).


Walaupun Temu karya telah usai, namun untuk pameran Seni Rupa masih terus berlangsung di Gedung Prosenium Taman Budaya Jambi hingga 29 Juni 2025. 


Penyelenggaraan Temu Karya Kabupaten/Kota Tahun 2025 diupayakan menjadi event Temu Karya yang menarik, bermanfaat dan tetap mengangkat Obyek Kebudayaan sebagai embrio pengolahan kekaryaan menjadi bentuk sajian berlandaskan ide, gagasan serta gaya penyajian para seniman masing-masing dengan tema Kita Dulu, Kini dan Nanti.


Kita dulu, kini dan nanti merupakan sebuah tema yang menghadirkan konsep konstruksi dan dekontruksi terhadap 10 Obyek Kebudayaan yang menjadi sumber garapan. Kontruksi obyek kebudayaan dalam konteks ini melibatkan penciptaan penciptaan atau penggambaran elemen-elemen budaya tertentu ke dalam karya seni. Proses ini mencakup: mengidentifikasi konteks sosial, historis, dan budaya dari elemen tersebut untuk memastikan representasi yang akurat dan bermakna, mengadaptasi elemen budaya ke dalam bentuk yang dapat diterima dan dinikmati oleh penonton tanpa menghilangkan esensi asli dari budaya tersebut serta bekerja sama dengan praktisi budaya asli, seperti penari, musisi, atau seniman tradisional, untuk memastikan otentisitas dan penghormatan terhadap budaya tersebut.




Sementara dekontruksi obyek kebudayaan melibatkan pemecahan elemen-elemen budaya yang ada untuk memahaminya dari sudut pandang baru dan menciptakan karya yang inovatif. Proses ini melibatkan: analisis kritis elemen budaya yang ada untuk mengungkapkan makna tersembunyi, kontradiksi, atau asumsi yang tidak disadari, menghadirkan perspektif yang berbeda, seringkali melalui interpretasi ulang atau pembalikan makna asli, mengambil elemen budaya keluar dari konteks aslinya dan menempatkannya dalam konteks yang sama sekali baru, untuk menciptakan makna yang berbeda, menggabungkan teknik-teknik modern atau media baru dengan elemen budaya tradisional untuk menciptakan karya yang inovatif dan menggugah pemikiran serta mengungkapkan dan membongkar narasi dominan atau struktur kekuasaan yang mungkin tersembunyi dalam elemen budaya tersebut.


Kita Dulu, Kini dan Nanti merupakan upaya konstruksi dan dekonstruksi objek kebudayaan dalam karya seni pertunjukan yang tidak hanya memperkaya kreativitas artistik tetapi juga mendalamkan pemahaman tentang budaya itu sendiri. Melalui proses ini, seniman dapat menciptakan karya yang tidak hanya indah dan menghibur, tetapi juga reflektif dan memprovokasi pemikiran. (*/HN)



Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com