16 Miliar Akun Bocor, Ancaman Malware Pencuri Data Makin Ganas
BICARA PERISTIWA - Para pakar keamanan siber memperingatkan adanya ancaman pencurian dan penjualan kata sandi secara daring, setelah terungkapnya 30 kumpulan data yang berisi total 16 miliar data login dari berbagai platform besar seperti Apple, Google, dan Facebook.
Temuan mencengangkan ini pertama kali dilaporkan oleh peneliti dari Cybernews dan diidentifikasi oleh Volodymyr Diachenko, salah satu pendiri konsultan keamanan Security Discovery.
Dia menyebut kebocoran data tersebut berasal dari berbagai pihak dan merupakan hasil aktivitas infostealer, yakni jenis malware berbahaya yang mencuri data sensitif seperti kata sandi, informasi kartu kredit, hingga riwayat browser.
“Ini kumpulan berbagai data yang saya temukan sejak awal tahun. Semuanya memiliki struktur serupa: URL, detail login, dan kata sandi,” kata Diachenko kepada CNBC internasional, dikutip Kamis (26/6/2025).
Meskipun banyak dari data login tersebut kemungkinan duplikat atau sudah kedaluwarsa, jumlah yang sangat besar ini mencerminkan betapa luasnya data sensitif yang tersebar di internet.
Diachenko menambahkan, data ini bisa diakses karena pemiliknya secara tidak sengaja mengindeks file di web tanpa pengamanan kata sandi.
Serangan infostealer juga makin sering terjadi. Pada Maret lalu, tim Intelijen Microsoft melaporkan kampanye infostealer yang menginfeksi hampir 1 juta perangkat di seluruh dunia. Serangan ini biasanya dilakukan dengan menyisipkan malware ke dalam email phishing, situs palsu, hingga iklan di mesin pencari.
Tujuannya jelas, yakni untuk mendapatkan keuntungan finansial. Penjahat siber menggunakan data curian untuk membobol akun bank, mencuri aset kripto, atau melakukan pencurian identitas. Data juga bisa digunakan untuk serangan phishing yang sangat meyakinkan atau pemerasan.
Presiden Palo Alto Networks, Simon Green menyebut pasar gelap siber kini semakin ramai dengan praktik “cybercrime-as-a-service”, di mana pelaku bisa membeli alat, data curian, atau layanan ilegal lainnya dengan mudah.
“Inilah yang membuat kejahatan siber makin merajalela. Siapa pun kini bisa jadi penjahat dunia maya,” ujarnya.
Sumber: beritasatu.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom