Wednesday, June 18, 2025

Militer Israel Serang Kantor Penyiaran di Iran, Jurnalis Jadi Korban!


BICARA INTERNASIONAL
- Militer Israel kembali menuai kecaman setelah pada Senin (16/6/2025), menyerang kantor pusat jaringan Penyiaran Republik Islam Iran (IRIB) di Teheran.


Serangan rudal yang diarahkan ke gedung yang dikenal sebagai gedung kaca ini menewaskan dua staf IRIB, editor berita Nima Rajabpour dan staf sekretariat Masoumeh Azimi, serta melukai beberapa lainnya. Insiden ini juga sempat mengganggu siaran langsung televisi.


Dalam rekaman yang beredar luas di internet, penyiar IRIB Sahar Emami terlihat melarikan diri dari studio setelah asap memenuhi layar di belakangnya. Sesaat sebelum kabur, ia sempat mengatakan kepada pemirsa, “Anda mendengar suara penyerang yang menyerang kebenaran.”


Gedung yang terbakar hebat itu kini hancur total. Tak lama setelah insiden, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan bahwa IRIB merupakan alat propaganda dan hasutan, dan menyerukan evakuasi terhadap sekitar 330.000 penduduk di sekitar lokasi sebelum serangan diluncurkan.


Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei, mengecam serangan tersebut sebagai kejahatan perang yang keji dan mendesak masyarakat internasional menuntut pertanggungjawaban dari Israel.


“Rezim Israel adalah musuh terbesar kebenaran dan pembunuh nomor satu jurnalis di dunia,” tulis Baqaei dalam pernyataan di platform X.


Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), Israel bertanggung jawab atas sebagian besar pembunuhan jurnalis di dunia sepanjang tahun 2024, jumlah tertinggi oleh satu negara sejak pencatatan dimulai pada 1992.


Direktur regional CPJ, Sara Qudah, mengatakan dirinya terkejut atas serangan terhadap saluran televisi pemerintah Iran dan mengkritik kurangnya kecaman internasional yang dinilai semakin membuat Israel berani menyerang media di wilayah konflik lainnya.


Peyman Jebelli, Kepala IRIB, menyebut tidak ada alasan logis bagi Israel untuk menargetkan lembaga penyiaran yang tidak menimbulkan ancaman militer.


Loreley Hahn Herrera, dosen di SOAS University of London, menyatakan bahwa perlindungan politik Barat terhadap Israel memungkinkan pelanggaran hukum internasional terus terjadi tanpa sanksi berarti. “Israel tidak hanya menargetkan Palestina dan Iran, tetapi juga Lebanon, Yaman, dan Suriah,” ujar Hahn Herrera.


Sumber: beritasatu.com



Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com