PUISI & TEKS DRAMATIK Rachman Sabur
TEKS TEATER TUBUH
“KATAKITAMATI”
PANGGUNG TERBELAH. MONUMEN KEMATIAN BERGERAK. PUING-PUING TANGAN TERKEPAL. BERPUTAR. ORANG-ORANG DIAM BERDIRI KAKU. DI LATAR BELAKANG GAMBAR SOSOK WAJAH HITAM. MUNCUL SEORANG TANPA KEPALA. BUNYI TEMBAKAN MENEMBUS JANTUNG. PANGGUNG BERANTAKAN. ORANG-ORANG ROBOH. BUNYI TEROMPET KEMATIAN.
Orang-orang bangkit kembali. Tangannya gemetar tegak terkepal.
BUNYI TAMBUR.
Orang-orang bicara dengan matanya. Dengan telinganya. Dengan tangannya. Dengan kepalanya. Seseorang memukul tubuhnya sendiri.
BUNYI TEROMPET KEMATIAN.
Para tukang pidato berdesakkan. Semuanya berpidato. Mengucapkan kata-kata terbalik. Seorang perempuan hamil tua protes. Mulutnya terkunci. Pingsan.
BUNYI TAMBUR.
Seorang kiri dan seorang kanan saling pukul. Lalu berpelukkan. Lalu saling pukul lagi. Saling berpelukkan lagi.
BUNYI TEROMPET KEMATIAN.
Segerombolan tamu membawa kursinya masing-masing. Seorang penari topeng. Bunyi gemuruh gamelan mengiringi penari topeng putih.
BUNYI TAMBUR.
Para tukang pidato bergerak bersama memukul-mukul mimbarnya. Berteriak-teriak tak jelas maknanya. Orang-orang tak peduli. Muncul seseorang memainkan layangan hitam. Kemudian layangan hitam itu di robeknya penuh kemarahan.
BUNYI TEROMPET KEMATIAN.
Rombongan pembawa kursi-kursi membunyikan kursi-kursinya. Mengiringi penari topeng putih yg gelisah ketika melihat munculnya para pembawa mimbar yang bergerak menyerangnya. Penari topeng putih merasakan penyiksaan yang teramat menyakitkan. Tubuhnya jatuh-bangun.
Muncul seorang tanpa kepala. Lewat begitu saja sambil menyanyikan lagu underground.
BUNYI TAMBUR.
Muncul lagi para tukang pidato sambil membunyikan mimbar dengan palu. Muncul seorang kiri dan seorang kanan bergerak seperti pemain sirkus. Muncul seorang perempuan hamil tua. Sangat kesakitan. Muncul seorang lagi dan seorang lagi dan seorang lagi. Muncul seorang bercelana putih. Berbaju putih. Berjas merah. Semuanya bergerak kesakitan. Kecuali seorang tanpa kepala masih menyanyikan lagu underground. Di belakang panggung ditayangkan cuplikan video berbagai pidato. Kata-katanya terbalik-balik. Tak bermakna. Mati!
2005
....
TEKS TEATER TUBUH
“GENJER-GENJER”
Lagu genjer-genjer dinyanyikan.
Tubuhku di jendela
kayu kropos.
Bunyi gedoran pintu
tubuhku bergetar.
Tubuhku membuka
dan menutup jendela.
Tubuhku bersama genjer.
Tubuhku bersama
papan nisan.
Tubuhku bersama
lagu genjer-genjer
yang diplesetkan
kesatuan aksi
mahasiswa Indonesia.
Tubuhku masih menyanyikan lagu
genjer-genjer.
2004
...
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
