Tuesday, August 19, 2025

Saksikan! Jambi Cultural Festival 2025 'Suku Pedalaman Harmoni Alam'


BICARA PANGGUNG
- Jambi Cultural Festival (JCF) 2025 bertema 'Suku Pedalaman Harmoni Alam' akan berlangsung pada 26-28 September 2025 di Gedung Teater Arena, Taman Budaya Jambi.


Jambi Cultural Festival digagas oleh Asosiasi koreografer muda Jambi, merupakan Asosiasi yang terdiri dari koreografer profesional, produser, dan akademisi yang bersinergi membangun ekosistem seni yang mapan. 


"Dengan fokus pada isu lingkungan dan pengembangan bakat lokal, kami menciptakan ruang kreatif, pelatihan, dan sumber daya untuk menciptakan Karya seni yang berkualitas. mari gerakkan perubahan melalui seni budaya," Ujar lelaki yang biasa disapa IcaLago selaku Manager Produksi (Selasa, 19/08/2025).


Kegiatan yang didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Jambi melalui UPTD Taman Budaya Jambi ini akan diikuti oleh 4 Koreografer berbakat di pulau Sumatera, yaitu provinsi Aceh, Sumatera Barat, Jambi dan Lampung.


Tim kerja JCF 2025, Selain IcaLago selaku Manager produksi, Mugi Ari Saputra selaku Direktur Festival, Sedangkan Mentor karya: Wulanjani dan Raflesia, pengawas: Herman, sekretaris: Zihan, Bendahara: Monic, dan Konsultan: Dr. Sri Purnama Syam, S. St., M. Sn (Kepala Taman Budaya Jambi).


Ini kali kedua Jambi Cultural Festival dilaksanakan, Tahun 2024 JCF merespon isu sosial yang sedag terjadi di provinsi Jambi. Masalah social di masyarakat mencakup berbagai isu yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti kemiskinan, Pendidikan, dan Kesehatan.


Kemiskinan misalnya, menciptakan kesenjangan social yang signifikan, dimana Sebagian masyarakat berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar. Pendidikan yang merata juga menjadi masalah, mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia.


Selain itu, isu Kesehatan seperti akses terhadap layanan Kesehatan yang layak, berkontribusi pada ketidakadilan sosial. Penting bagi masyarakat untuk berkolaborasi dalam mencari solusi untuk masalah ini agar tercipta kesejahteraan yang lebih merata. 


JCF 2024 hadirkan karya dari 4 Koregrafer muda Jambi, yaitu: Tiara Fatmasari, Ajeng Brilian, Wise Azizah, dan Lucky Pesona Sari.



(Salah satu karya di JCF 2024)


Latar belakan JCF 2025 ialah Provinsi Jambi, dengan kekayaan alam dan budayanya yang melimpah, tidak luput dari tantangan ini. Hutan tropis dan sungai-sungai yang menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat kini menghadapi ancaman serius akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali.


Deforestasi, kebakaran hutan, dan polusi sungai telah menjadi masalah akut di Jambi. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa Jambi kehilangan ribuan hektar hutan setiap tahun akibat alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan pertambangan. Kebakaran hutan dan lahan, terutama selama musim kemarau, tidak hanya merusak ekosistem tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat akibat kabut asap. Sungai Batanghari, sungai terpanjang di Sumatera, juga mengalami pencemaran berat akibat limbah industri dan sampah domestik, mengancam ekosistem perairan dan kehidupan masyarakat yang bergantung padanya.


Di sisi budaya, suku-suku pedalaman Jambi, seperti Suku Anak Dalam (Orang Rimba), memiliki kearifan lokal yang luar biasa dalam menjaga alam. Namun, budaya mereka terancam punah akibat modernisasi dan minimnya upaya pelestarian. Generasi muda semakin terpisah dari akar budaya mereka karena kurangnya edukasi dan ruang untuk mempelajari warisan leluhur. Aktivitas perkebunan dan pertambangan yang seringkali mengabaikan hak-hak adat suku pedalaman juga menyebabkan konflik sosial dan hilangnya kearifan lokal dalam menjaga alam.


Dalam konteks inilah, “Jambi Cultural Fest 2025” hadir sebagai sebuah gerakan kolektif yang menggabungkan upaya pelestarian lingkungan dan budaya. Festival ini dirancang untuk menjadi platform solutif yang tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem hutan dan perairan, tetapi juga memberikan ruang bagi suku pedalaman untuk mempromosikan dan melestarikan budaya mereka. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, perusahaan, LSM, dan masyarakat, festival ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat untuk bersama-sama menciptakan solusi berkelanjutan. (*/HN)



Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com