Bukan Everest! Gunung Tertinggi Bumi Ternyata Ada di Bawah Tanah
BICARA LINGKUNGAN - Selama bertahun-tahun Gunung Everest memegang rekor tak terbantahkan sebagai titik tertinggi di planet ini. Namun, sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal bergengsi Nature baru saja mematahkan persepsi tersebut. Ternyata, gunung terbesar di Bumi tidak berada di permukaan, melainkan tersembunyi ribuan kilometer di bawah kaki kita.
Penemuan mengejutkan ini didasarkan pada model seismik global yang memungkinkan para ilmuwan mengamati bagaimana planet bergetar pascagempa bumi besar. Teknik canggih ini diterapkan oleh tim peneliti dari Universitas Utrecht yang dipimpin oleh Arwen Deuss.
Hasilnya, mereka berhasil mengungkap dua struktur raksasa tersembunyi di batas inti-mantel Bumi, tepatnya di bawah benua Afrika dan tengah Samudra Pasifik.
Menurut para peneliti, skala formasi ini sangat mencengangkan. Struktur tersebut menjulang setinggi 1.000 kilometer (km). Jika dibandingkan, skala ini melipatgandakan ketinggian Everest hingga seratus kali lipat.
Meskipun belum banyak dikenal oleh masyarakat awam, besarnya formasi ini menjadikannya struktur internal terbesar yang pernah ditemukan di planet ini. Masing-masing zona tersebut bahkan memiliki lebar mencapai 5.000 km, menempati volume yang setara dengan satu benua.
Hal yang paling menarik dari studi ini bukan hanya lokasinya, melainkan identifikasi sifat kimianya. Para peneliti menganalisis bagaimana energi seismik melemah saat melewati wilayah-wilayah tersebut.
Data menunjukkan bahwa wilayah ini tersusun dari material yang sangat padat, panas, dan unik. Komposisinya berbeda total dari apa pun yang ditemukan di kerak Bumi. Material ini diyakini jauh lebih tua daripada sebagian besar struktur internal Bumi lainnya.
Asal-usulnya diduga berkaitan erat dengan sejarah awal pembentukan planet kita. Salah satu teori menyebutkan bahwa struktur ini adalah sisa-sisa lempeng tektonik purba.
Lempeng-lempeng ini terakumulasi dalam semacam "kuburan geologis" yang mencegahnya bercampur dengan bagian mantel lainnya selama miliaran tahun. Ukuran dan kelangkaannya yang luar biasa kini membuka jendela baru bagi ilmuwan untuk mempelajari babak-babak awal sejarah Bumi yang selama ini terkubur.
Sumber: beritasatu.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
