Monday, December 29, 2025

Yuk Intip! Sejarah Kembang Api dan Alasannya Identik dengan Tahun Baru


BICARA PENDIDIKAN
- Perayaan Tahun Baru rasanya belum lengkap tanpa letupan kembang api yang memecah keheningan malam. Bagi banyak orang, kembang api bukan sekadar hiburan visual, melainkan simbol sukacita dan harapan akan masa depan yang lebih baik.


Cahaya dan suaranya dipercaya membawa keberuntungan serta mengusir hal-hal buruk dari tahun yang telah berlalu. Kenapa tahun baru identik dengan kembang api?


Sejarah Kembang Api


Dikutip dari buku Why? Ride oleh YeaRimDang Publishing, sejarah kembang api dimulai saat bubuk mesiu ditemukan pada sekitar abad ke-9. Seiring dengan berkembangnya teknik pembuatan bubuk mesiu di Tiongkok, ditemukan bahwa tercipta percikan api saat bubuk mesiu meledak.


Cara kerja kembang api terletak pada shell atau inti dari kembang api, terbentuk dari bubuk hitam dan star yang dibungkus dengan kertas pembungkus. Dengan menggunakan bubuk mesiu sebagai propelan dari landasan peluncuran untuk menembakkannya ke udara, star akan meledak di udara dan menciptakan bentuk kembang api.


Star membuat warna atau bentuk dari kembang api. Logam yang terkandung di dalamnya, memiliki karakteristik memunculkan warnanya sendiri saat diletakkan di api.


Bubuk hitam membuat star terbakar saat keluar dari kertas pembungkus. Di bagian luar kembang api ada sumbu panjang untuk menyalakan api yang akan memicu pendorong memberikan kekuatan agar kembang api bisa naik ke udara, dan alat peledak menembakkan kembang api ke langit.


Jejak Sejarah Perayaan dengan Kembang Api


Sejarah mencatat bahwa Tiongkok kuno adalah salah satu budaya pertama yang menggunakan bahan-bahan kimia untuk menciptakan ledakan dan kilatan cahaya pada saat perayaan. Dinasti Tang (618-907 M) terkenal karena menggunakan bubur mesiu untuk tujuan perayaan.


Awal mula kembang api di Eropa sedikit terlambat, yakni pada abad ke-14. Di Eropa, pada abad pertengahan, kembang api digunakan dalam berbagai perayaan, termasuk perayaan malam tahun baru.


Kembang api yang digunakan pada saat itu mungkin berbeda dari yang kita kenal sekarang, tetapi elemen dasarnya sudah ada. Lalu sejak abad ke-18, kembang api berkembang menjadi bentuk sebuah festival yang kerap dinikmati bersamaan dengan musik.


Di Amerika Serikat, penggunaan kembang api untuk merayakan tahun baru berkembang selama abad ke-19. Pertunjukan kembang api menjadi semakin populer dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan malam tahun baru di berbagai kota di seluruh negara.


Asal usul perayaan tahun baru pertama kali tercatat sejak sekitar 4.000 tahun lalu atau sejak 2.000 tahun sebelum masehi (SM). Tujuan perayaan tahun baru ini dalam rangka menghormati kedatangan tahun baru yang dilakukan oleh bangsa Babilonia (1696-1654 SM).


Mereka merayakan tahun baru dengan berbagai macam ritual, seperti festival keagamaan besar-besaran yang disebut Akitu selama 11 hari.


Alasan Tahun Baru Identik dengan Kembang Api


Dikutip dari Live Science, Antropolog sekaligus astronom dari Amerika Serikat, Anthony Aveni mengatakan kembang api identik dengan kepercayaan mengusir hal jahat atau buruk.


Penulis The Book of the Year: A Brief History of Our Seasonal Holidays itu memberi contoh dalam berbagai budaya di seluruh dunia, orang-orang menabuh genderang, menyalakan petasan, dan bahkan memukul sudut-sudut kamar mereka untuk menakuti makhluk-makhluk menyeramkan yang mengintai di malam hari.


"Apa pun untuk mengusir roh-roh jahat," kata Aveni dikutip Selasa (31/12/2024).


Kembang api ditemukan pada abad ketujuh Masehi di Tiongkok. Salah satu tujuan utama menyalakan kembang api adalah untuk mengusir roh-roh jahat.


Aveni menerangkan, sejak awal Tahun Baru Imlek merupakan waktu yang tepat untuk melihat pertunjukan gemerlap. Namun, imbuh Aveni, tradisi menyalakan kembang api di dunia Barat tampaknya berkembang secara independen.


Dikutip detikEdu dari laman ABC News, meskipun tidak ada jawaban yang jelas, beberapa sejarawan percaya kembang api mengalami perkembangan dari yang mulanya digunakan untuk perayaan, kemudian menjadi hal pokok saat perayaan malam tahun baru. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh keinginan manusia untuk menandai momen penting dengan kemegahan.


Perayaan yang bersifat sensorik menandai akhir tahun dengan rasa kagum dan takjub serta awal yang baru dengan kegembiraan dan hiburan, sehingga kembang api merupakan pilihan populer untuk menandai pergantian tahun.


Tanggal 1 Januari dipilih sebagai penanda awal tahun, tak lepas dari kebudayaan Romawi. Kalender Romawi dan kalender Julian pun sama-sama mengakui tanggal 1 Januari sebagai awal tahun baru.


Sebagian alasan memilih 1 Januari sebagai awal tahun adalah untuk menghormati Janus, dewa permulaan dalam tradisi Romawi dan nama bulan tersebut.


Meskipun umat Kristen abad pertengahan berusaha mengganti tanggal 1 Januari dengan tanggal yang lebih penting secara keagamaan, Paus Gregorius XIII juga membuat kalender revisi yang secara resmi menetapkan tanggal 1 Januari sebagai hari tahun baru pada 1582. Tanggal tersebut secara bertahap diadopsi di Eropa dan sekitarnya, kemudian menyebar ke negara-negara tanpa tradisi Kristen yang dominan.


Sumber: detik.com




Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com