'Ada yang Nangis, Ada yang Lari Ketakutan' Itulah Kisah Kasih Malam Minggu di Jalanan Kota Jambi
BICARA PERISTIWA - "Hey jangan lari!" Teriak petugas kepada seorang pemuda yang langsung mengambil jurus Langkah seribu melarikan diri Ketika melihat kedatangan petugas.
Pelarian pemuda berkaos putih bercelana jeans tidak berhasil, karena panjangnya iringan petugas dengan kendaraan pribadi itu mengecohnya yang hanya melihat mobil bagian depan berlogo polisi.
Itu menyebabkan dia terhenti dan dihadang "Mau kemana hayo, jangan lari. Kalau kamu merasa tidak bersalah lantas lari malah menyusahkan kamu sendiri" Tutur petugas yang memegang tangannya.
Dengan menundukkan kepala sembari memegang satu kantong kresek hitam, diapun tak berkutik lagi.
"Saya takut pak, saya cemas," kata pemuda tersebut.
Petugas bukan tidak bereaksi saat dia berlari, apalagi membawa bungkusan yang belum diketahui entah apa isinya. Tapi lari seseorang yang ketakutan dengan wajah cemas, menjadikannya bagai kuda bagai pembalap di jalur lurus.
Saat dibawa Kembali ke tengah-tengah petugas dan ketua tim yang memimpin, rupanya kresek hitam hanyalah berisi beberapa bungkus kacang kulit.
"Kamu mau mabuk-mabukkan ya, kamu mau beli minuman beralkohol ya disini," Tanya petugas dihadapan pemilik warung kecil yang berada di depan Hotel Ratu, Kawasan broni kota Jambi.
Petugas tidak hanya mendapati pemuda itu saja, namun juga ada pemuda lain yang sempat melarikan diri dengan kendaraan roda duanya. Lalu juga ada tiga pria lagi dan satu Wanita dibelakang warung yang terdapat kursi tempat duduk, bahkan sang Wanita baru berusia 18 tahun.
Tidak ditemukan bekas minuman atau jejak botol minuman beralkohol, juga petugas lakukan cek urine yang hasilnya negatif dari penggunaan narkoba.
"Kalian sudah pulang saja, ini sudah hampir tengah malam, jangan membuat khawatir orang tua," Ungkap petugas.
"Kamu pemilik warung, jual alkohol ya? kamu jual ke mereka ya? apakah kamu tidak paham kami sedang berupaya meminimalisir kejahatan jalanan, kejahatan yang meresahkan yang kita kenal dengan sebutan 'Genk Motor'" Tegas AKP Irwan, Katim Operasi razia penyakit masyarakat (pekat) Siginjai II 2024 Polda Jambi (Sabtu, 15/12/2024, malam).
Pemilik warung tertunduk diam, meyakinkan petugas bahwa dia tidak menjual maupun menyediakan minuman beralkohol.
"Tidak pak, tidak ada pak," Ucap pria paruh baya, pemilik warung.
"Jangan coba-coba kamu, apalagi kalau mereka dibawah umur. Kamu akan mendapat ancaman pidana yang berat," Ujar AKP Irwan, mengingatkan pemilik warung.
Sebelumnya petugas gabungan Operasi razia penyakit masyarakat (pekat) Siginjai II 2024 Polda Jambi (Sabtu, 15/12/2024, malam) menyambangi banyaknya anak-anak muda yang sedang berkumpul di Kawasan Sulanjana.
Didapati kendaraan roda dua yang mereka gunakan tidak mematuhi aturan lalulintas, tanpa plat nomor polisi, spion, surat izin mengemudi dan lainnya. Kumpul-kumpul ini tentunya patut dicurigai dugaan aksi 'Genk Motor'
Satu persatu digeledah dan diminta menujukan identitas diri, ternyata puluhan anak-anak muda itu masih usia sekolah dan mereka mengakui belum mendapat surat izin mengemudi karena usia.
Petugas melakukan Tindakan persuasif dan memerintahkan untuk pulang ke rumah masing-masing, karena berbahaya jika masih di jalanan.
"Kalian belum ada surat izin mengemudi namun bawa kendaraan, kami akan data nama, asal sekolah, nama orang tua, dan telepon kalian. Malam ini kami ingatkan untuk langsung pulang, sudah bubar karena ini sudah hampir tengah malam. Bukan jamnya bermain, kalau kami masih berjumpa di jalan malam ini, maka kami akan proses," Beber AKP Irwan.
"Cuma ada dua yang akan kalian hadapi, menjadi korban atau malah menjadi pelaku kejahatan jalanan. Jadi langsung pulang ke rumah, apakah kalian paham," Tanya AKP Irwan, yang diikuti jawaban setuju dari puluhan anak-anak muda tersebut.
Menariknya selama proses pendataan, ada satu anak yang berlinang air mata 'Menangis bombay' entah apa sebabnya, karena tidak ada nada dan sikap keras dari petugas. Semua dilakukan dengan humanis, persuasif, tegas dan terukur, tetapi seolah-olah dia seperti mendapat kekerasan.
"Tadi ngapo aku diketawoin, aku taulah cuma orang susah dan orang miskin, kalian Iyo polisi," Kata dia berdialeg Jambi, sambil menangis.
Semua bingung, karena tidak ada adegan yang mentertawakan dia, tidak pula ada sesuatu yang aneh. Teman-temannya pun membubarkan diri, dan petugas melanjutkan operasi pekat.
Petugas juga sempat menyusuri Kawasan jalan menuju Bandara yang diduga sering menjadi lokasi balapan liar.
Lalu merazia Take Guest House di Kawasan Talang Banjar dan memeriksa identitas diri satu persatu penghuni, namun tidak ditemukan pasangan tidak resmi atau bukan suami istri.
Operasi berakhir setelah petugas membubarkan aksi balapan liar dan kelompok-kelompok bermotor yang diduga akan balap liar di Kawasan Tugu Keris, Kotabaru. (*/HN)
Follow bicarajambi.com
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom