Istana Naga: Eksplorasi Kehidupan Manusia dalam Kumpulan Cerpen Hiromi Kawakami
BICARA LITERASI - "Aku hidup tanpa tahu apa-apa, mati pun tanpa tahu apa-apa. Aku tidak tahu apa-apa, maka dari itu tidak ada satu hal pun yang kulupakan. Aku hidup tanpa pernah melupakan satu hal pun juga mati tanpa melupakan apa pun." (Istana Naga) Dalam konteks cerita pendek tersebut, kutipan ini seakan mencerminkan perjalanan batin karakter utama yang bergulat dengan makna keberadaan, seolah-olah hidup dan mati hanyalah dua sisi dari pengalaman yang tak pernah benar-benar dimengerti.
Kesan lain yang muncul dari kutipan ini adalah refleksi tentang ingatan dan keberadaan manusia. Frasa "tidak tahu apa-apa" bisa diartikan sebagai kepasrahan pada hal-hal yang berada di luar kendali, sedangkan "tidak pernah melupakan" mencerminkan bagaimana setiap pengalaman, sekecil apa pun, memiliki arti dalam perjalanan hidup. Uraian tersebut seakan mengingatkan kita bahwa hidup adalah kumpulan momen yang tak perlu selalu dimengerti sepenuhnya, namun tetap berharga untuk dirasakan. Dengan gaya puitis, cerita pendek ini tidak hanya menyentuh emosi tetapi juga mengajak kita merenung tentang esensi kehidupan itu sendiri. Cerpen tersebut adalah satu judul yang ada di dalam buku kumpulan cerpen Istana Naga karya Hiromi Kawakami.
Kumpulan Cerita Pendek
Judul: Istana Naga
Penulis: Hiromi Kawakami
Penerjemah: Faira Ammadea
Penyunting: Ining Isaiyas
Perancang Sampul & Penataletak: Ellen Halim
Dari salah satu penulis Jepang terpopuler sekaligus pemenang berbagai penghargaan, hadir delapan cerita pendek yang menghidupkan suasana ganjil, mistis, dan tak jarang sensual. Dalam Istana Naga, kita diajak bertemu tokoh-tokoh yang tak ayal aneh: seorang penipu yang bisa bersalin rupa menjadi gurita, seorang dewi bertubuh mungil yang mengendalikan para pengikutinya dengan seks dan kalimat-kalimat janggal, seorang lansia yang dirasuki roh rubah, seorang dewa dapur yang memiliki tiga wajah dan sering bersembunyi di bawah kulkas, para tikus mondok yang menyediakan suaka bagi para manusia yang kehilangan daya hidup, seorang lelaki yang sepanjang hidup diasuh ketujuh saudarinya, seorang perempuan yang jatuh cinta dengan leluhurnya yang berusia empat ratus tahun, dan seorang istri yang dialihkan dari satu suami ke suami yang lain hingga akhirnya ia bisa kembali ke laut.
Istana Naga diterjemahkan langsung dari bahasa Jepang. Berbeda dari versi Inggris, edisi ini memuat juga ulasan menarik kritikus sastra Jepang Jiwo Kawamura.
Sumber: fimela.com