Thursday, March 6, 2025

Apakah Ikan Tidur dengan Mata Terpejam?


BICARA LINGKUNGAN
Selama ini kita mengasosiasikan tidur adalah aktivitas dengan mata terpejam dan tubuh terbaring. Namun dalam dunia ikan, kondisi ini sangat berbeda.


Ya, ikan tidur dengan mata terbuka. Berbagai literatur menjelaskan, hal ini bisa terjadi karena sebagian besar spesies ikan tidak memiliki kelopak mata, sehingga kemungkinan besar tidak mengalami mekanisme seperti mata manusia atau hewan lain yang bisa kelilipan.

“Jadi, mereka tidak bisa menutup mata seperti kita saat tidur,” ungkap Dr. Culum Brown, ahli perilaku ikan dari Macquarie University, Australia, dalam artikelnya di The Conversation.

Kurangnya kelopak mata pada ikan merupakan adaptasi evolusioner terhadap kehidupan di air. Air secara alami membersihkan mata, sehingga perlindungan dari debu dan partikel kering tidak diperlukan. Selain itu, mata yang selalu terbuka memungkinkan ikan untuk tetap waspada terhadap predator.

Meski demikian, ikan tetap membutuhkan waktu untuk tidur. Beberapa ikan tidur di siang hari dan hanya bangun malam hari, sementara yang lain tidur malam hari dan terjaga sepanjang hari.

Menurut Brown, cukup mudah untuk mengetahui kapan ikan tidur, karena mereka berbaring tak bergerak, sering kali di dasar atau dekat permukaan air. Mereka lambat merespons hal-hal yang terjadi di sekitar, atau mungkin tidak merespons sama sekali.

“Jika Anda memperhatikan insang mereka, Anda akan melihat bagaimana mereka bernapas dengan sangat lambat,” ujarnya.

 

Inilah spesies baru ikan wader buta gua klapanunggal atau Barbodes klapanunggalensis. Ikan tanpa mata ini ditemukan di gua bawah tanah Cisodong 1, kawasan karst Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Foto: ZooKeys/M. Iqbal Willyanto

 

Penelitian yang dilakukan Erik R. Duboué, Alex C. Keene, dan Richard L. Borowsky berjudul “Evolutionary Convergence on Sleep Loss in Cavefish Populations” menunjukkan bagaimana perubahan lingkungan dari permukaan ke gua memengaruhi pola tidur ikan. Mereka menemukan bahwa tiga populasi ikan gua yang berevolusi secara independen, yaitu Pachón, Tinaja, dan Molino, menunjukkan pengurangan tidur yang signifikan.

Penelitian ini menunjukkan bagaimana evolusi konvergen dapat memengaruhi perilaku tidur.

“Ikan di gua dari populasi yang berbeda secara independen mengembangkan pengurangan tidur sebagai respons terhadap lingkungan gua,” tulis para peneliti.

Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi pemahaman kita tentang evolusi tidur dan bagaimana hewan beradaptasi dengan lingkungan berbeda. Riset ini juga menyoroti pentingnya ikan gua sebagai model untuk mempelajari genetika dan evolusi perilaku.

 

Ikan kakatua ini terpantau di perairan Desa Kadoda, Tojo Una-Una, Togean, Sulawesi Tengah. Foto: Christopel Paino/Mongabay Indonesia

 

Memahami pola ikan tidur

Culum Brown dalam artikelnya menyebut bahwa beberapa jenis ikan, seperti tuna dan hiu, harus berenang sepanjang waktu agar bisa bernapas. Kemungkinan, ikan-ikan ini tidur dengan separuh otaknya pada satu waktu, seperti halnya lumba-lumba.

Contoh lain adalah saat ikan kakatua tidur dengan mata terbuka lebar sembari membuat kepompong lendir di sekelilingnya malam hari. Ini adalah sebuah kantong tidur kotor dan lengket, melindungi dari parasit yang menyerang saat mereka tidur.

“Percaya atau tidak, tidurnya ikan sedang dipelajari untuk membantu kita memahami tidur pada manusia dengan lebih baik. Sebagian besar penelitian ini menggunakan ikan zebra dan coba untuk memahami hal-hal seperti efek kurang tidur, insomnia (sulit tidur) dan ritme sirkadian (siklus tidur),” ungkap Brown.

Meskipun ikan tidur dengan mata terbuka, mereka tetap membutuhkan istirahat cukup. Sebuah penelitian yang diterbitkan Irina V. Zhdanova, berjudul “Sleep and its regulation in zebrafish”, menyoroti potensi ikan zebra dalam memahami mekanisme tidur.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa ikan zebra memiliki sistem pengaturan tidur yang kompleks, melibatkan hormon melatonin dan interaksi dengan sistem hipokretin/orexin. Hormon melatonin dan reseptornya memainkan peran ganda dalam mengatur tidur pada ikan zebra melalui mekanisme homeostatik dan sirkadian.

 

Ikan zebra yang memiliki pola tidur unik. Foto: Wikimedia Commons/Azul/Own work

 

Perbedaan tidur ikan dan manusia

Dr. Michael Webster, ahli biologi kelautan di Universitas St Andrews, dikutip dari BBC menjelaskan bahwa ada perbedaan neurologis besar antara ikan dan manusia. Wilayah otak menjadi jauh kurang aktif ketika manusia tidur, terutama di neokorteks, wilayah yang memproses sebagian besar kognisi tinggi. Sementara ikan tidak memiliki neokorteks, sehingga kedua otak sangat sulit dibandingkan.

Menurut dia, sangat sulit juga untuk mengetahui apa yang terjadi di otak ikan saat tidur. Sebagian besar yang diketahui para ilmuwan tentang topik ini ditemukan dengan mempelajari satu jenis ikan, yakni ikan zebra. Kulit tembus pandangnya dapat dilihat dengan mikroskop, sehingga bisa dipelajari sel-sel otaknya dalam merespons.

“Meskipun meneliti topik ini tidak selalu mudah, namun sains mendapatkan beberapa temuan luar biasa tentang tidur akuatik dalam beberapa tahun terakhir,” jelasnya.








Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com