Sunday, March 9, 2025

Cerpen Yanto bule 'Bedug Dan Obor Bapak'


Suara bedug bertalu Talu, di musola dusun ,Penanda bulan puasa sudah tiba,bapak yang baru pulang dari ladang terlihat membawa Obor dari bambu.


Batang bambu yang di potong,kemudian di isi minyak tanah, ujungnya di sumbat kain, di persiapan untuk penerang menuju musola saat akan tarawih bersama Simbok.


'' le, lakas mandi ,nanti malam sudah mulai tarawih, itu suara bedug sudah di tabuh oleh penjaga mushola "

" Iya pak, sebentar lagi mandi bareng adik di pemandian di dekat sawah "

" Jangan lupa ,besok sudah mulai puasa,gak boleh pagi pagi minta sarapan sama simbok ya''


Betapa riangnya aku, saat mendengar nanti malam mulai tarawih, buku tugas dari pak guru agama Idris , sudah di siapkan untuk di tandatangani pak ustadz usai tarawih,sebagai tugas sekolah yang di kumpulkan usai lebaran.


Ya, bagiku anak kelas 5 SD yang hidup di kampung, masih belum mengenal kemajuan kota, sebab untuk menonton TV saja harus menumpang ke rumah tetangga yang di kenal sebagai orang kaya di dusun, Yang memiliki genset alat penerangan lampu, sehingga bisa menonton pada saat malam hari saja, apalagi di desaku hampir seluruhnya belum mendapatkan penerangan listrik dari pemerintah.


Rumah pak kusnari ,orang yang menurutku paling kaya di dusunku, selain memiliki toko sembako ,pak kusnari juga memiliki sepeda motor dan itu satu satunya di dusunku, kami bisa menonton tv saat malam hari,tapi jika tuan rumah Engan menonton tv, kami sudah pasti gagal menonton tayangan kesayangan kami aneka ria safari .


Malam itu Bapak, mengajakku dan adiku solat tarawih di mushola, dengan penerangan lampu teplok,suara merdu pak ustadz akrim melantunkan ayat ayat suci Alquran,tak terasa sebelas rakaat sudah selesai solat tarawih.


" Alhamdulillah mulai besok, kita sudah berpuasa, nanti anak anak tadarus baca Alquran ya, bapak bapak silahkan ramaikan musola kita"

"Ayo le, kami menderas Alquran, nanti alam yang baca ,saling bergantian ya"

" Ya pak ustadz, nanti buku tugas saya di tandatangani ya, kalau tidak nanti nilai agamaku jelek"


Malam merangkak dingin, Beberapa juz sudah di baca bergantian di musola, rasa kantukku mulai berat di ujung mataku, bergegas aku pamit pulang , sembari menghidupkan Obor yang di buatkan bapak, aku pulang kerumah, penerangan Obor sangat membantuku untuk cepat kerumah,untuk tidur menjelang sahur.


Suara kentongan di tabuh oleh anak anak sebayaku, Untuk membangunkan warga agar bersahur, suara kentongan dan tetabuhan terdengar berirama ,Obor yang di buatkan  bapak aku bawa bersama kawan kawan berkeliling dusunku.


Tradisi ini menjadi keunikan di dusunku, sebab setiap bulan puasa anak anak akan membangun kan warga dengan suara tetabuhan, sementara toa musola dengan aliran listrik dari acu kadang berbunyi kadang tidak, sehingga tetabuhan yang di buat anak anak dengan berkeliling menjadi penanda waktu sahur sudah tiba.


"Le, nanti kita nguras kolam di sawah ya, ikan lele yang bapak tanam sudah bisa kita panen, untuk lauk berbuka sama adikmu"

" Sore ini ibumu bikin kolak pisang, sama kolang Kaling, cukuplah untuk menu berbuka nanti sore"


Kolam ikan di sawah, berukuran kecil tetapi isi ikannya lumayan banyak, apalagi bapak mengolah sawah dengan menanam padi , sementara di pematang sawah di tanami sayuran,sehingga menjelang panen ,sayuran di pematang sawah bisa di panen untuk kebutuhan sayuran ibuku.


" Le, belikan bumbu masak di toko pak kusnari ya, ibu bawakan catatan bumbunya,ini uangnya kalau ada sisa kami belikan jajan adikmu"


Hari ini, sekolah mengumumkan anak anak masuk sekolah, untuk bersihkan kelas, sebab masih satu Minggu lagi lebaran,ruang kelas di sekolah ku harus di bersihkan.


Kelasku berada di tengah tengah lokal kelas tiga dan enam, di belakang kelasku ada kamar kecil ,di belakangnya ada payo atau rawa rawa bekas timbunan, kayu besar masih terlihat setengahnya yang terendam air, kadang saat musim kemarau sepulang sekolah aku bersama kawanku Munir pasti berlomba mencari ikan di sana.


" Le , besok hari balai kamu ,adikmu dan simbok ke pasar cari baju lebaran ya"

" Ya ,pak..aku ingin beli baju dan celana untuk lebaran"


 Pasar Minggu kami menyebutnya,jarak dari rumah ke pasar Minggu lumayan jauh lebih dari satu kilo jaraknya,tetapi karena banyak warga yang jalan kaki ke pasar menjadikan perjalanan kami jadi lebih pendek, apalagi banyak jalan yang melintas di ladang warga , jadi lebih rindang dan tidak panas.


Suasana pasar Minggu begitu ramai, pedagang kain banyak di serbu pembeli,begitu juga pedagang sayur dan ikan ludes terjual, pedagang yang datang hanya seminggu sekali berjualan di lokasi yang di sediakan pemerintah desaku,los pasarnya lumayan luas tetapi masih menjadi satu antara pasar kering dan pasar basah,tetapi tidak menghilangkan ke ramainya pasar Minggu desaku.


Indahnya masa bulan puasa, menjadikan kami anak anak desa tak pernah putus silaturahmi, apalagi di saat lebaran sudah pasti berkunjung ke setiap rumah warga, kadang kala pemilik rumah bukan hanya menerima kami tetapi saat pulang kadang kami di berikan sedikit uang ratusan rupiah.


Kenangan indah bulan puasa kali ini,tak lagi ku temukan senyuman bapak yang setiap harinya selalu mengajakku ngobrol, setiap pulang sekolah pasti ada pertanyaan untuk, ada PR dari guru atu tidak, begitu juga saat aku berangkat tarawih bersama adiku, bapak dan simbok pasti mengantarkan ke musola dan tarawih bareng,begitu juga saat akan takbiran bapak dan simbok pasti mengajakku ke makam nenek untuk membersihkan dan mendoakan di makam.


Nisan bertuliskan nama Bapak,tegak kokoh di atas tanah, bunga warna warni di tabir di atasnya dengan lantunan doa,tangan lembut simbok mengajakku pulang kerumah ,semburat warna jingga di langit sore di pemakaman ,aku tersadar ,simbok mengajakku pulang kerumah, air mata menetes perlahan Bapak aku rindu padamu.


Sanggar imaji pamenang 2 maret 2025




Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com