Diskusi Sastra di Harbuknas, Menulis Bagaikan Aku, Kau dan Racun Cinta
BICARA LITERASI - Diskusi bareng sastrawan Merangin, pada peringatan hari buku nasional (Harbuknas) yang di gelar tadi malam di kantor BP Geopark Merangin, Mengupas proses kreatif para sastrawan Merangin hingga menghasilkan banyak karya,baik buku antologi puisi, cerpen, novel hingga naskah filem.
Kegiatan yang di gagas oleh pondok kreasi merangin dan UGGp Merangin berlangsung sangat meriah, banyak di hadiri komunitas seni di kabupaten Merangin dan juga mahasiswa prodi bahasa Indonesia dari universitas Merangin.
Diskusi Sastra yang di pandu oleh Pebra Muyu, dengan narasumber sastrawan Asro almurthawy, Yanto Bule, Dosen UM Wiko Antoni, Andi P ketua KNPI kabupaten Merangin, Dan sekjen UGGp Merangin, berlangsung sangat seru.
Dari pengalaman langsung para seniman sastra, didapatkan bahwa proses berkesenian tidaklah mudah tetapi harus di mulai dari menulis.
"Kalau mau merasakan bagaimana nikmatnya menulis sastra,maka mulailah menulis" ungkap Wiko Antoni.
Sementara itu Yanto Bule penulis sastra,Yang sudah membukukan karyanya puluhan judul buku, mengatakan bahwa untuk menulis sastra pikiran kita jangan di batasi.
"Kalau mau menulis yang paling penting jangan membatasi otak kita untuk berpikir, dan tangan kita untuk menulis, tapi yang jelas proses menulis itu biasanya di awali dari kita melihat, mendengar, merasakan lalu menuliskan " ujar pria berambut gondrong ini.
Berbeda lagi dengan Asro almurthawy seniman yang karyanya diakui di level asia tenggara, mengatakan bahwa menulis itu ibarat puisi,aku,kau,racun dan cinta.
"Aku adalah penulisnya, kau merupakan penikmat Sastra, racun adalah mau menulis atau sekedar membaca saja atau cinta yang akan menulis sastra semua lewat rasa" ucapnya.
Sementara itu Misna dan Eko dari UGGp Merangin, Mengakui bahwa kolaborasi antara seniman dan pemerintah sangat di perlukan, contohnya UGGp Merangin dengan di bantu para seniman dan balai bahasa Jambi, akhirnya bisa membuat buku cerita anak untuk media promosi memperkenalkan kekayaan alam dan keindahan Geopark Merangin bagi kalangan anak anak usia dini.
"Ini bukti bahwa kolaborasi antara seniman dan UGGp Merangin berjalan, contohnya dengan buku cerita anak tentang fosil Geopark Merangin, dengan mengunakan bahasa yang mudah di mengerti anak anak usia dini.
"Hasil dari kolaborasi UGGp bisa membuat buku cerita anak, meskipun dengan menurunkan tim penulis untuk belajar ke balai bahasa Jambi, acara seperti ini tentunya akan kita jadikan kegiatan tahunan untuk menampung kreativitas anak anak muda Merangin,apalagi disini banyak seniman sastrawan yang karyanya sudah mendunia, saya yakin bisa terus berlanjut" tegasnya.
Sementara itu Andi ketua KNPI yang juga jurnalis Merangin, mengatakan bahwa pemuda harus mampu mencontoh apa yang sudah di lakukan oleh para seniman dan sastrawan Merangin.
"Saya kira wajib bagi pemuda,untuk mencontoh dan meneruskan apa yang sudah di kerjakan oleh para seniman Merangin, apalagi platform media hari ini sangat mudah dan banyak, tentu menjadi salah satu media promosi paling murah untuk menampilkan karya kita," ucapnya.
Bayu Kumbara ketua pondok kreasi Merangin, mengapresiasi suksesnya acara memperingati Harbuknas, apalagi tampilan musikalisasi puisi dari SMAN 12 Merangin, mahasiswa UM, tampilan puisi Ho ho yang begitu syahdu, suara hati dari bait puisi, dan yang mengesankan pemutaran filem catatan daun dari forum filem merangin.(*/)
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom