Thursday, October 30, 2025

Taman Budaya Jambi Ruang Aktivitas Seniman: Setara Tanpa Hak Istimewa


BICARA SENI
- Taman Budaya Jambi dibawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) provinsi Jambi, menggelar Rapat pembahasan kegiatan fasilitasi sanggar serta penyerapan aspirasi para pelaku seni di lingkungan Taman Budaya Jambi (Kamis, 30/10/2025).


Berlangsung di Gedung Teater Arena, rapat tersebut membahas Program fasilitasi sanggar seni, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan taman budaya Jambi, serta penyerapan aspirasi dan masukan terkait peningkatan pelayanan publik.


"Kita hari ini berjumpa untuk membahas dan berdiskusi Bersama bagaimana agenda Taman Budaya Jambi kedepannya. Penggunaan fasilitas yang berkeadilan dan punya hak yang sama," Ungkap Sri Purnama Syam, kepala Taman Budaya Jambi.


Rapat ini memang sudah menjadi agenda rutin Taman Budaya Jambi setiap akan berakhirnya tahun, jelang memasuki tahun berikutnya maka para penggiat, dan pelaku seni dari lintas genre serta lintas generasi dikumpulkan dalam satu forum diskusi.


Apalagi tahun 2025 kepala Taman Budaya Jambi telah mengalami pergantian, tentunya menjadi momen yang tepat baginya untuk menyampaikan visi dan misi kedepan, serta target-target apa yang akan diraih.


"Saya sudah beberapa bulan dilantik, baru saat ini kita bisa berjumpa dan berdiskusi bersama, Namun ini tidak menjadi halangan bagi kita dalam menyatukan persepsi membangun kebudayaan. Tahun 2026 kita mengalami peningkatan DAK. Hal itu adanya pengajuan dari kita terkait Revitalisasi, Rekonstruksi dan Restorasi. Alhamdulillah, itu bukan uang kami Taman Budaya Jambi tapi uang kita semua," Tutur Sri Purnama Syam.


"Mari kita maksimalkan penggunaannya bagi kemajuan seni dan budaya di Jambi, selain yang tadi saya sebutkan, kita juga merujuk pada Manajemen Talenta, yaitu banyak seniman diluar sana tapi tidak mengetahui cara sampai kesini. Maka kita akan bawa mereka kesini, selain itu juga pada pembinaan regenerasi bagi talenta muda," Terangnya menambahkan.


Salah satu program yang akan jalankan Taman Budaya Jambi, selain program apresiasi, juga ada pengolahan yang berkelanjutan.


"Rencananya ada karya pengolahan yang akan digelontorkan pendanaan sebesar 30Juta rupiah, bagi komunitas. Nantinya didampingi oleh Kurator, karya itu dari dipersiapkan hingga pergelaran didampingi kurator," Kata Sri Purnama Syam. 




Selain Sri Purnama Syam, turut mendampingi Maestro Seni Rupa Jambi yaitu Jaffar Rasuh, dan pengamat seni Nukman.


"Terpenting apapun yang dikerjakan oleh Taman Budaya Jambi, itu harus sesuai aturan dan harus ada dasar hukumnya. Sebab tanpa itu, maka menjadi salah program atau sia-sia apa yang dikerjakan," Ujar Jaffar Rasuh.


"Harapan kami, diskusi ini tidak hanya sampai disini saja, tidak hanya didengarkan lalu menguap dan hilang. Kami berharap bisa dilaksankan, dan menjawab kegelisahan kami selama ini," Harap Nukman.


Dalam rapat yang berlangsung penuh kekeluargaan tersebut, diskusi dua arah terbangun. Baik itu mengenai program, maupun pemanfaatan fasilitas serta sarana dan prasarana yang ada di Taman Budaya Jambi.


Sri purnama syam saat menjawab pertanyaan salah satu peserta terkait penggunaan sarana dan prasarana yang ada di Taman Budaya Jambi, menyebut sudah ada pengajuan maupun permintaan dari personal hingga komunitas untuk dapat beraktivitas.


"Fasilitas yang ada disini bisa digunakan bagi aktivitas semua seniman, semua penggiat dan pelaku, Taman Budaya ini milik bersama, kita semua setara. Ada lebih dari 7 Komunitas yang saat ini telah berkirim surat ke kami terkait penggunaan fasilitas, kita akan atur jadwalnya hingga adil dalam pemanfaatan. Contok ruang terbuka dapat dimanfaatkan selagi tidak ada yang menggunakan, lalu ruang kaca cuma satu, maka kita bagi jadwalnya agar semua bisa menikmati. Tidak hanya komunitas Tari, mungkin dari kelompok musik bahkan Teater juga ada keinginan untuk berlatih di ruang kaca tersebut, ya silahkan sampaikan ke kami," Beber Sri Purnama Syam.


"Saya tidak ada kepentingan apapun, tidak ada niat-niat lain kecuali memberikan keadilan kepada semua komunitas yang ada di Taman Budaya Jambi. Intinya jika ingin menggunakan fasilitas silahkan bersurat ke kami, ruang manapun yang akan digunakan silahkan bersurat. Contoh juga dibelakang itu ada ruang media center gunanya jika seniman atau komunitas ingin adanya pemberitaan silahkan. Sekali lagi tidak ada kepentingan pribadi saya, Taman Budaya Jambi milik Bersama," Tegasnya.


Diapun berpesan setiap ruang yang digunakan oleh seniman maupun komunitas, disamping jadwal yang telah ditentukan atau disepakati bisa saja mengalami perubahan saat Taman Budaya Jambi butuh dalam suatu kegiatan.


Pada dasarnya Sri Purnama Syam, mengingatkan bahwa tidak ada perlakuan atau Hak Istimewa, semua setara bagi para seniman di Taman Budaya Jambi.


Pertanyaan, kritik atau saran yang muncuk dari peserta disamping penggunaan Sarana, juga program kegiatan, peralatan pendukung pertunjukan atau pergelaran di gedung Teater Arena. Termasuk kebutuhan akan buku-buku pendokumentasian maupun rujukan karya, sehingga Taman Budaya Jambi tidak hanya sebagai Laboratorium seni namun juga sebagai pusat dokumentasi seni dan budaya. (*/HN)




Follow bicarajambi.com
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom
Bisnis Klik Tautan Ini: PEMASANGAN IKLAN


Ikuti info terbaru bicarajambi.com di 
Channel bicarajambiDOTcom melalui
WhatsApp dan Telegram


Peringatan Penting!
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin informasi/berita/konten/artikel, namun dengan mencantumkan sumber bicarajambi.com