Inilah yang Akan Dihadirkan 'Jambi Cultural Festival 2025'
BICARA PANGGUNG - Jambi Cultural Festival (JCF) 2025 bertema 'Suku Pedalaman Harmoni Alam' akan berlangsung pada 26-28 September 2025 di Gedung Teater Arena, Taman Budaya Jambi.
Kolaborasi Performing art
Menggabungkan seni lintas disiplin satu panggung yang dinamis. Melalui dialog yang puitis dan gerak tubuh yang penuh makna, pertunjukan ini menciptakan Sajak tubuh, di mana setiap kata dan gerakan saling bertanya-jawab, membangun narasi yang mendalam. Kolaborasi ini tidak hanya mengeksplorasi batas-batas seni, tetapi juga menyuarakan pesan universal tentang manusia
Pertunjukan Kontemporer
Karya inovasi baru yang menggali filosofi hubungan manusia dengan alam dan kehidupan suku pedalaman dari berbagai daerah. Melalui Gerakan yang penuh makna, karya ini menyuarakan harmoni yang terancam, kehilangan, dan ketahanan budaya. Setiap gerak adalah refleksi atas ketergantungan kita pada bumi dan tanggung jawab untuk menjaganya. Dengan ekspresi yang mendalam dan visual yang memukau.
Pameran Budaya
Sebagai ruang renungan, memamerkan karya-karya autentik suku pedalaman, termasuk Suku Anak Dalam, yang menjadi cermin kearifan dan harmoni hidup mereka dengan alam. Setiap artefak, kerajinan, dan dokumentasi visual adalah jejak sejarah yang bercerita tentang identitas, ketahanan, dan kebijaksanaan yang terancam tergerus zaman. Bersamaan dengan, workshop kesenian menjadi medium pembelajaran langsung.
Pertunjukan Tradisional
Kolaborasi apik antara komunitas lokal dan anak sekolah, dengan edukasi lingkungan Melalui tarian, musik, dan cerita rakyat, pertunjukan ini tidak hanya menghidupkan warisan budaya, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga alam sejak dini. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa generasi muda bisa menjadi garda terdepan dalam melestarikan tradisi sekaligus menjadi penjaga bumi yang bertanggung jawab.
Jambi Cultural Festival digagas oleh Asosiasi koreografer muda Jambi, merupakan Asosiasi yang terdiri dari koreografer profesional, produser, dan akademisi yang bersinergi membangun ekosistem seni yang mapan.
Kegiatan yang didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Jambi melalui UPTD Taman Budaya Jambi ini akan diikuti oleh 4 Koreografer berbakat di pulau Sumatera, yaitu provinsi Aceh, Sumatera Barat, Jambi dan Lampung.
"Mereka akan menampilkan karya tari eksperimental dengan mengangkat isu lingkungan di Suku asli masyarakat setempat, baik itu Hutan, Sungai, Laut, Danau. Tahun ini JCF 2025 ialah Se-Sumatera, ada 30 orang koreografer Sumatera yang sudah mengikuti proses kurasi, terpilih 4 koreografer asal Aceh, Sumatera Barat, Jambi dan Lampung," Ujar lelaki yang biasa disapa IcaLago selaku Manager Produksi (Selasa, 19/08/2025).
Tim kerja JCF 2025, Selain IcaLago selaku Manager produksi, Mugi Ari Saputra selaku Direktur Festival, Sedangkan Mentor karya: Wulanjani dan Raflesia, pengawas: Herman, sekretaris: Zihan, Bendahara: Monic, dan Konsultan: Dr. Sri Purnama Syam, S. St., M. Sn (Kepala Taman Budaya Jambi)
"Sebagai Direktur Festival Jambi Cultural Festival tahun 2025, saya dengan bangga mempersembahkan sebuah kegiatan yang tidak hanya merayakan kekayaan budaya dan alam Indonesia, tetapi juga mengajak kita semua untuk merenungkan hubungan kita dengan lingkungan," Tutur Mugi dengan bangga.
Isu lingkungan sangat penting dalam era di mana deforestasi, kebakaran hutan, dan pencemaran sungai semakin mengancam ekosistem, festival ini hadir sebagai wadah untuk menyatukan suara-suara dari suku pedalaman, seniman, dan masyarakat luas.
"Melalui seni, budaya, dan kolaborasi, kita berupaya menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan melestarikan warisan budaya yang tak ternilai. Kami mengundang Taman Budaya Jambi, Komunitas seni, LSM Lingkungan, perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap tanggung jawab sosial untuk turut serta dalam gerakan penting ini. Dengan menjadi bagian dari festival ini, Anda tidak hanya mendukung pelestarian lingkungan dan budaya, tetapi juga memperkuat citra perusahaan sebagai pelopor dalam pembangunan berkelanjutan," Papar Mugi.
Latar belakang JCF 2025 ialah Provinsi Jambi, dengan kekayaan alam dan budayanya yang melimpah, tidak luput dari tantangan ini. Hutan tropis dan sungai-sungai yang menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat kini menghadapi ancaman serius akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali.
Deforestasi, kebakaran hutan, dan polusi sungai telah menjadi masalah akut di Jambi. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa Jambi kehilangan ribuan hektar hutan setiap tahun akibat alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan pertambangan. Kebakaran hutan dan lahan, terutama selama musim kemarau, tidak hanya merusak ekosistem tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat akibat kabut asap. Sungai Batanghari, sungai terpanjang di Sumatera, juga mengalami pencemaran berat akibat limbah industri dan sampah domestik, mengancam ekosistem perairan dan kehidupan masyarakat yang bergantung padanya.
Di sisi budaya, suku-suku pedalaman Jambi, seperti Suku Anak Dalam (Orang Rimba), memiliki kearifan lokal yang luar biasa dalam menjaga alam. Namun, budaya mereka terancam punah akibat modernisasi dan minimnya upaya pelestarian. Generasi muda semakin terpisah dari akar budaya mereka karena kurangnya edukasi dan ruang untuk mempelajari warisan leluhur. Aktivitas perkebunan dan pertambangan yang seringkali mengabaikan hak-hak adat suku pedalaman juga menyebabkan konflik sosial dan hilangnya kearifan lokal dalam menjaga alam.
Dalam konteks inilah, “Jambi Cultural Fest 2025” hadir sebagai sebuah gerakan kolektif yang menggabungkan upaya pelestarian lingkungan dan budaya. Festival ini dirancang untuk menjadi platform solutif yang tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem hutan dan perairan, tetapi juga memberikan ruang bagi suku pedalaman untuk mempromosikan dan melestarikan budaya mereka. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, perusahaan, LSM, dan masyarakat, festival ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat untuk bersama-sama menciptakan solusi berkelanjutan. (*/HN)
Berita Terkait:
- Renungkan Hubungan Kita dan Lingkungan! di Jambi Cultural Festival 2025
- JCF 2025: Koreografer Aceh dan Mentawai-Sumatera Barat
- JCF 2025: Koreografer Jambi dan Lampung
Facebook @bicarajambidotcom
Twitter/X @bicarajambidotcom
Instagram @bicarajambidotcom
Tiktok @bicarajambicom
Youtube @bicarajambidotcom